kievskiy.org

Pakar Sebut Alasan Israel Penjajah Bantai Warga Palestina: Disamakan dengan Nazi, Wajib Dibunuh!

Warga Palestina mencari korban di lokasi serangan Israel pada 26 Oktober 2023.
Warga Palestina mencari korban di lokasi serangan Israel pada 26 Oktober 2023. /Reuters/Ibraheem Abu Mustafa.

PIKIRAN RAKYAT - Profesor Omer Bartov, seorang pengajar di Brown University Amerika Serikat menyatakan alasan mengapa Israel masih membantai warga Palestina. Ia sebut pembantaian terjadi karena Hamas yang disamakan dengan dengan gerakan rezim Jerman, Nazi.

Bartov yang juga pakar sejarah, kelahiran Israel, untuk bidang studi Holocaust dan genosida mengkritik pejabat Israel yang menggunakan ingatan soal Holocaust sebagai pembenaran bagi serangan maut Israel di Gaza.

"Mengaitkan Hamas dengan Nazi berarti bahwa Hamas dianggap sebagai Nazi. Karena itu, Nazi tidak diajak bicara --dianggap harus dibunuh," katanya dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu pada Rabu 6 Desember 2023.

Bartov melanjutkan pengaitan Hamas pada Nazi yang dilakukan oleh Israel secara tidak langsung berdampak pada masyarakat Palestina. Karena mereka secara umum melakukan perlawanan terhadap pendudukan Israel.

Dia kemudian melanjutkan para pejabat Israel dan negara-negara Barat, yang menyebut serangan Hamas 7 Oktober sebagai "Holocaust kedua" bisa berpotensi memicu sentimen anti semitisme di Barat, terutama kawasan Eropa Timur.

Penyebutan seperti itu juga bisa memicu Islamofobia di kawasan tersebut.

"Apa yang terjadi pada 7 Oktober sangat mengguncang perasaan Israel maupun banyak orang Yahudi yang berada di luar Israel. Benar-benar tidak pernah ada kejadian seperti itu bagi Yahudi di Israel sejak Perang Dunia II," ujarnya.

Bartov kemudian menjelaskan jika Holocaust adalah mekanisme yang dibuat Jerman untuk membantai semua orang Yahudi. Tapi hal tersebut tak bisa disamakan dengan serangan Hamas pada 7 Oktober.

Menurut dia, serangan Hamas pada 7 Oktober adalah sebuah tindakan teroris, sebuah kejahatan perang.

"Tapi menurut saya, (kelompok) itu tidak bisa dibandingkan dengan sebuah negara seperti negara Nazi yang ketika itu memiliki aparat militer dalam skala besar, SS, Gestapo, yang memiliki fokus," katanya menjelaskan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat