kievskiy.org

Gencatan Senjata di Gaza Terus Diperjuangkan, Sekjen PBB Tidak Akan Menyerah

Sekjen PBB, Antonio Guterres.
Sekjen PBB, Antonio Guterres. /Reuters/Pedro Nunes

PIKIRAN RAKYAT - Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menyatakan pada Minggu, 10 Desember 2023, bahwa dia tetap gigih dalam menyerukan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza. Dia tidak akan menyerah menyuarakan gencatan senjata.

Hal tersebut Guterres uraikan di Konferensi Forum Doha usai Amerika Serikat memveto usulan Dewan Keamanan PBB pada Jumat 8 Desember 2023, yang meminta gencatan senjata kemanusiaan segera dalam konflik antara Israel dan kelompok pejuang Palestina.

Guterres juga menyampaikan bahwa konflik di Gaza merusak kredibilitas dan otoritas Dewan Keamanan PBB.

"Saya mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menekan upaya mencegah bencana kemanusiaan dan saya reiterasi seruan untuk mengumumkan gencatan senjata kemanusiaan," katanya.

"Sayangnya, Dewan Keamanan tidak berhasil melakukannya, tetapi hal ini tidak mengurangi urgensi. Saya tidak akan menyerah," ucap Guterres.

Di satu sisi, Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, menyatakan dalam pertemuan tersebut bahwa Doha akan terus mendorong Israel dan Hamas untuk mencapai gencatan senjata, meskipun peluangnya semakin terbatas.

Ia juga menyoroti krisis di Gaza sebagai contoh jelas dari kesenjangan antara Timur dan Barat, serta antar generasi, beserta adanya standar ganda dalam komunitas internasional.

"Sejarah telah memberi dunia pelajaran bahwa dialog merupakan pendekatan terbaik untuk mengatasi konflik yang paling rumit, asalkan ada kemauan dan kepemimpinan politik yang bijaksana," ujarnya.

Sheikh Mohammed menyatakan bahwa sandera dibebaskan dari Gaza melalui negosiasi yang dipimpin oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, bukan akibat tindakan militer oleh Israel. Amerika Serikat dan Israel menolak gencatan senjata karena meyakini bahwa hal tersebut hanya akan menguntungkan Hamas.

Washington mendukung adanya jeda pertempuran untuk memungkinkan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas dalam serangan mematikan terhadap Israel pada 7 Oktober.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat