kievskiy.org

Netanyahu Tak Sudi Akui Negara Palestina, Israel Penjajah Bakal Kontrol Gaza Meski Genosida Usai

Bendera Israel dan Palestina.
Bendera Israel dan Palestina. /Reuters/Christopher Pike

PIKIRAN RAKYAT - Perdana Menteri Israel penjajah, Benjamin Netanyahu mengaku tak sudi mengakui Palestina sebagai negara. Dia mengatakan, telah memberi tahu Amerika Serikat (AS) bahwa dirinya menentang pembentukan Negara Palestina.

Pembentukan negara Palestina merupakan bagian dari skenario pascaperang. Dia pun menggarisbawahi perpecahan antara sekutu tiga bulan, ke dalam genosida militer Israel penjajah tanpa henti di Gaza.

Dalam konferensi pers yang disiarkan secara nasional, Benjamin Netanyahu berjanji untuk terus maju dengan serangan, sampai Israel penjajah menyadari kemenangan yang menentukan atas Hamas. Dia juga mengatakan, telah menyampaikan posisinya tentang kenegaraan Palestina kepada para pejabat AS.

"Dalam pengaturan masa depan... Israel membutuhkan kontrol keamanan atas semua wilayah barat Sungai Yordan. Ini bertabrakan dengan gagasan kedaulatan. Apa yang bisa kamu lakukan?" kata Benjamin Netanyahu, Kamis 18 Januari 2024.

"Perdana menteri harus mampu mengatakan tidak kepada teman-teman kita," ucapnya menambahkan.

AS Minta Pembentukan Negara Palestina

Meski AS telah memveto resolusi PBB yang menyerukan gencatan senjata, mereka telah meminta Israel penjajah untuk mengurangi intensitas genosidanya di Gaza. AS juga mengatakan bahwa pembentukan negara Palestina harus menjadi bagian dari 'lusa (pascaperang)'.

Menyusul komentar Benjamin Netanyahu, Penasihat Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan bahwa tidak akan ada pendudukan kembali di Gaza setelah perang. Dia pun menekankan bahwa AS tetap berkomitmen untuk solusi dua negara.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller juga mengatakan bahwa Israel penjajah sekarang memiliki kesempatan untuk terlibat dengan gagasan negara Palestina. Sebab, negara-negara di kawasan itu siap memberikan jaminan keamanan.

"Tidak ada cara untuk memecahkan tantangan jangka panjang (Israel) untuk memberikan keamanan abadi dan tidak ada cara untuk memecahkan tantangan jangka pendek membangun kembali Gaza dan membangun pemerintahan di Gaza dan memberikan keamanan bagi Gaza tanpa pembentukan negara Palestina," tuturnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Al Jazeera.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat