PIKIRAN RAKYAT - Beberapa bulan lalu, negara Botswana mengalami kasus mengerikan kematian gajah yang terjadi secara sporadis.
Tercatat ada sekitar 330 ekor gajah meninggal karena sebab yang tidak diketahui pada awal tahun 2020 kemarin.
Kini, pemerintah Botswana sudah menemukan alasan dari kematian hewan mamalia malang tersebut.
Baca Juga: Gara-gara Menolak Pindah Agama, Seorang Karyawan di Pakistan Terjerat Hukuman Mati
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari CBC News, kematian gajah-gajah ini diketahui karena adanya racun bernama Cyanobacterium muncul di ganggang-ganggang biru-hijau yang ada di barat laut Botswana tepatnya di daerah Serongga.
Lokasi tersebut dekat dengan daerah Delta Okavango yang menjadi lokasi dari 10 persen populasi gajah yang ada di Botswana.
Gajah dilaporkan mengalami kelainan saraf yang tidak dapat dijelaskan setelah wadah air mengering.
Baca Juga: Kasus Corona Terbanyak di Asia Tenggara, Filipina Perpanjang Status Bencana Covid-19 Selama Setahun
Direktur Departemen Margasatwa dan Taman Nasional, Cyril Taolo menjelaskan bahwa tidak ada spesies satwa liar lain yang terpengaruh oleh air beracun di daerah Seronga tersebut.
"Karakteristik peristiwa kematian dan temua lapangan, klinis, postmortem, histopatologi, dan laboratorium menunjukkan gajah mati karena neurotoksik cyanobacterium (alga biru-hijau).