kievskiy.org

Netanyahu Perintahkan Tentara Israel Bantai Rafah, Zona Aman Tempat 1,4 Juta Warga Gaza Mengungsi

Warga Palestina yang mengungsi berlindung di sebuah kamp tenda di Rafah di Jalur Gaza selatan.
Warga Palestina yang mengungsi berlindung di sebuah kamp tenda di Rafah di Jalur Gaza selatan. /Reuters/Ibraheem Abu Mustafa

PIKIRAN RAKYAT - Perdana Menteri Israel Penjajah, Benjamin Netanyahu memerintahkan militernya untuk melakukan pembantaian di kawasan Rafah, Gaza Selatan. Padahal, tempat tersebut dijuluki 'zona aman' tempat jutaan warga Palestina mengungsi.

Dalam perintahnya, dia ingin agar militer Israel penjajah merencanakan evakuasi terhadap ratusan ribu warga Palestina yang dipindahkan secara paksa dari Rafah. Hal itu dilakukan, dalam persiapan untuk invasi darat yang menyertai serangan udara.

Benjamin Netanyahu tidak memberikan rincian atau batas waktu, tetapi pengumumannya hanya memperburuk kepanikan yang meluas di antara lebih dari setengah penduduk Gaza yang pada saat ini memadati Rafah. Banyak dari mereka telah mengungsi beberapa kali sebelumnya, sebagai akibat dari Genosida Israel penjajah di Gaza.

Dia mengatakan, membersihkan Rafah dari empat batalyon Hamas yang berada di daerah itu harus dilakukan demi mewujudkan "kemenangan total" negaranya.

"Pada saat yang sama, dia mengatakan bahwa setiap operasi militer besar-besaran di Rafah tidak dapat terjadi tanpa evakuasi warga sipil dari zona pertempuran. Dia mengatakan kepada militer dan keamanan untuk membuat rencana yang melakukan keduanya," kata wartawan Al Jazeera, Rory Challands yang melaporkan dari Yerusalem Timur yang diduduki, Sabtu 10 Februari 2024.

"Ini menyebabkan kekhawatiran besar di seluruh dunia. Kami memiliki Amerika Serikat yang mengatakan tidak dapat memaafkan operasi apapun di sana tanpa menerapkan rencana kemanusiaan yang tepat. Kami punya PBB mengatakan pemindahan paksa 1,4 juta orang di sana tidak sejalan," tuturnya menambahkan.

28 Orang Tewas

Militer Israel penjajah telah menewaskan sedikitnya 28 warga Palestina dalam serangan di Rafah. Aksi pembantaian itu dilakukan segera setelah Benjamin Netanyahu mengisyaratkan bahwa invasi ke kota di Gaza selatan sudah dekat.

Tiga serangan udara di rumah-rumah penduduk di daerah Rafah menewaskan sedikitnya 28 orang dalam semalam pada Jumat 9 Februari 2024. Menurut seorang pejabat kesehatan dan wartawan The Associated Press, mayat-mayat korban pembantaian itu tiba di rumah sakit.

Seperti banyak serangan udara Israel penjajah sebelumnya, setiap serangan dilaporkan menewaskan beberapa anggota dari tiga keluarga. Termasuk total 10 anak-anak, yang termuda di antaranya baru berusia tiga bulan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat