kievskiy.org

Israel Penjajah Bunuh 28 Orang di Rafah Usai Netanyahu Kirim 'Kode Pembantaian' di Gaza Selatan

Seorang pria Palestina menggendong seorang anak memeriksa lokasi serangan Israel di sebuah rumah di Rafah di Jalur Gaza selatan.
Seorang pria Palestina menggendong seorang anak memeriksa lokasi serangan Israel di sebuah rumah di Rafah di Jalur Gaza selatan. /Reuters/Ibraheem Abu Mustafa

PIKIRAN RAKYAT - Militer Israel penjajah telah menewaskan sedikitnya 28 warga Palestina dalam serangan di Rafah. Aksi pembantaian itu dilakukan segera setelah Benjamin Netanyahu mengisyaratkan bahwa invasi ke kota di Gaza selatan sudah dekat.

Tiga serangan udara di rumah-rumah penduduk di daerah Rafah menewaskan sedikitnya 28 orang dalam semalam pada Jumat 9 Februari 2024. Menurut seorang pejabat kesehatan dan wartawan The Associated Press, mayat-mayat korban pembantaian itu tiba di rumah sakit.

Seperti banyak serangan udara Israel penjajah sebelumnya, setiap serangan dilaporkan menewaskan beberapa anggota dari tiga keluarga. Termasuk total 10 anak-anak, yang termuda di antaranya baru berusia tiga bulan.

Washington dan sekutu lainnya, serta organisasi hak asasi manusia, telah memperingatkan Israel penjajah bahwa menyerang Rafah akan menyebabkan "bencana". PBB pun terus menyatakan keprihatinan atas konsekuensi yang menghancurkan bagi warga sipil.

"Kemana mereka harus pergi? Bagaimana mereka bisa tetap aman?" ucap kepala urusan kemanusiaan dan bantuan PBB Martin Griffiths, Sabtu 10 Februari 2024.

Perintah Terbaru Netanyahu

Aksi pembantaian itu terjadi tak lama setelah Perdana Menteri Israel Penjajah, Benjamin Netanyahu memerintahkan militernya untuk melakukan pembantaian di kawasan Rafah, Gaza Selatan. Padahal, tempat tersebut dijuluki 'zona aman' tempat jutaan warga Palestina mengungsi.

Dalam perintahnya, dia ingin agar militer Israel penjajah merencanakan evakuasi terhadap ratusan ribu warga Palestina yang dipindahkan secara paksa dari Rafah. Hal itu dilakukan, dalam persiapan untuk invasi darat yang menyertai serangan udara.

Benjamin Netanyahu tidak memberikan rincian atau batas waktu, tetapi pengumumannya hanya memperburuk kepanikan yang meluas di antara lebih dari setengah penduduk Gaza yang pada saat ini memadati Rafah. Banyak dari mereka telah mengungsi beberapa kali sebelumnya, sebagai akibat dari Genosida Israel penjajah di Gaza.

Dia mengatakan, membersihkan Rafah dari empat batalyon Hamas yang berada di daerah itu harus dilakukan demi mewujudkan "kemenangan total" negaranya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat