kievskiy.org

Israel Bakal Bantai 'Zona Aman' Rafah di Gaza Selatan, Potensi Hilangnya Nyawa Warga Palestina Skala Besar

Konvoi ambulans menuju utara Gaza selama gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas, pada 24 November 2023.
Konvoi ambulans menuju utara Gaza selama gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas, pada 24 November 2023. /Reuters/Ibraheem Abu Mustafa

PIKIRAN RAKYAT - Pihak berwenang Israel penjajah tengah meninjau rencana militer untuk menyerang Rafah selatan, sebuah kota yang pernah disebut "zona aman" tempat orang-orang Palestina diperintahkan untuk pindah.

"Warga Jalur Gaza akan dievakuasi dari Rafah sebelum memulai operasi militer di sana," ucap penyiar publik Israel KAN mengutip sumber-sumber politik.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menegaskan kembali "target berikutnya" militer di Gaza adalah Rafah. Dia mengklaim hal itu adalah benteng Hamas terakhir yang tersisa.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah memperingatkan terhadap serangan Israel penjajah di Rafah, yang dapat mengakibatkan hilangnya banyak nyawa dengan perkiraan 1,4 juta orang berlindung di sana.

PBB mengatakan bahwa segala kemungkinan harus dilakukan untuk menghindari serangan Israel penjajah terhadap Rafah yang katanya dapat menyebabkan hilangnya nyawa dalam skala besar.

"Kami dapat memperingatkan apa yang mungkin terungkap dengan invasi darat, dan kami dapat menjelaskan apa yang dikatakan undang-undang tersebut," ujar kantor kemanusiaan PBB.

"Di bawah hukum humaniter internasional, pemboman tanpa pandang bulu di daerah padat penduduk dapat menjadi kejahatan perang," tutur juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Jens Laerke menambahkan.

Dia menekankan bahwa rencana aksi pembantaian Israel penjajah di Rafah bisa memperburuk situasi. Sebab, ada jutaan warga Palestina yang mengungsi di sana.

"Jadi untuk memperjelas, permusuhan intensif di Rafah dalam situasi ini dapat menyebabkan hilangnya nyawa warga sipil dalam skala besar, dan kita harus melakukan segala kemungkinan dalam kekuatan kita untuk menghindarinya," kata Jens Laerke.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat