kievskiy.org

Inggris Bisa Terlibat Kejahatan Perang di Gaza, Masih Pasok Senjata ke Israel Penjajah

Militer Israel melaju di sebuah jalan di bagian selatan Israel, sementara roket-roket diluncurkan dari Jalur Gaza, pada 7 Oktober 2023.
Militer Israel melaju di sebuah jalan di bagian selatan Israel, sementara roket-roket diluncurkan dari Jalur Gaza, pada 7 Oktober 2023. /Reuters/Ammar Awad.

PIKIRAN RAKYAT – Inggris tercatat masih memasok senjata ke Israel Penjajah sebagai bekal melakukan genosida di Gaza, Palestina. Kelompok bantuan global, Oxfam, langsung memperingatkan pemerintahan Inggris atas tindakannya itu.

Oxfam mengungkap penjualan senjata Inggris ke Israel Penjajah sudah berubah 180 derajat. Dulunya pemerintahan Inggris sempat menangguhkan sejumlah pengiriman senjata ke Israel, setelah adanya serangan terhadap warga Palestina.

Menurut pengamat di Oxfam, tindakan Inggris yang masih memasok senjata ke Israel Penjajah adalah ilegal. Bahkan tindakan tersebut sangat tidak bermoral untuk dilakukan sebuah negara besar, dengan kekuatan yang besar pula.

“Adalah ilegal, tidak bermoral dan tidak konsisten bagi Inggris untuk terus menjual senjata ke Israel, ketika senjata dan komponen buatan Inggris digunakan untuk pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional,” ujar Chief Impact Officer Oxfam, Aleema Shivji.

Baca Juga: Ganjil-Genap Tol Japek-Kalikangkung Mulai Berlaku, Pelanggar Lalin Siap-siap Kena Tilang

Pihak Oxfam juga merasa sangat prihatin dengan tindakan Israel Penjajah yang menyasar rumah sakit. Padahal selama ini rumah sakit harusnya dilindungi oleh berbagai pihak di tengah peperangan yang terjadi.

“Rakyat Gaza menghadapi pertumpahan darah dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya, sekolah dan rumah sakit menjadi sasaran, dan kelaparan digunakan sebagai senjata perang,” katanya menambahkan.

Aleema mempertanyakan sikap pemerintah Inggris. Harus sesengsara apa warga Gaza agar warga Inggris iba dan menghentikan dukungannya terhadap Israel.

“Penderitaan apa lagi yang harus mereka tanggung agar pemerintah Inggris dapat mengambil tindakan?” tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat