kievskiy.org

Amunisi Meledak Tewaskan 20 Tentara di Kamboja, Pemerintah Salahkan Gelombang Panas

Ilustrasi ledakan.
Ilustrasi ledakan. /Pixabay/Free-Photos Pixabay/Free-Photos

PIKIRAN RAKYAT - Kementerian pertahanan (Kemenhan) Kamboja mengatakan bahwa gelombang panas terik yang mengguncang Asia Tenggara berperan dalam ledakan amunisi yang menewaskan 20 tentara di sebuah pangkalan militer selama akhir pekan.

Ledakan yang menghancurkan seluruh truk amunisi dan meratakan bangunan itu juga melukai beberapa tentara pada Sabtu 27 April 2024. Setidaknya, satu anak di pedesaan provinsi Kampong Speu juga menjadi korban.

Kemenhan Kamboja mengatakan bahwa para penyelidik percaya gelombang panas  berperan dalam peledakan senjata tua.

"Insiden ledakan amunisi pada 27 April 2024 ... adalah masalah teknis karena senjata-senjata itu sudah tua, rusak, dan cuaca panas," katanya sebuah pernyataan pada Kamis 2 Mei 2024, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Channel News Asia.

Akan tetapi, Kemenhan Kamboja tidak menjelaskan masalah spesifik atau bagaimana panas mungkin berkontribusi terhadap ledakan. Mereka juga menolak anggapan bahwa ledakan itu disebabkan oleh tentara pemberontak atau tindakan terorisme.

Dampak Ledakan Amunisi

Setelah ledakan di sebelah barat ibukota Kamboja, Phnom Penh, gambar yang diunggah di media sosial menunjukkan sebuah bangunan satu lantai yang hancur dipenuhi asap, dengan penduduk desa terdekat juga berbagi gambar online dari jendela yang pecah.

Foto-foto lain menunjukkan apa yang tampak seperti warga sipil, termasuk seorang anak kecil dengan popok, dengan luka dan luka dirawat di rumah sakit.

Sebuah gedung perkantoran dan barak di dekatnya hancur, dan 25 rumah di dekatnya juga rusak.

Perdana Menteri Hun Manet mengatakan bahwa keluarga mereka yang tewas masing-masing akan menerima sekitar 20.000 dolar AS (Rp320,6 juta). Sementara tentara yang terluka akan mendapatkan 5.000 dolar AS (Rp80 juta).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat