kievskiy.org

Jaga Keselamatan Jemaah, Terapkan Skema Murur Saat Mabit di Muzdalifah

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Bandara tengah membantu mendorong jemaah haji lansia asal  kloter KNO-21  Embarkasi Medan yang baru tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Rabu, 5 Juni 2024.* -
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Bandara tengah membantu mendorong jemaah haji lansia asal kloter KNO-21 Embarkasi Medan yang baru tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Rabu, 5 Juni 2024.* - Eri Mulyani/"PR"

 

PIKIRAN RAKYAT - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akan menerapkan mabit di Muzdalifah dengan skema murur pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi. Skema murur diterapkan sebagai ikhtiar menjaga keselamatan jiwa jemaah haji atas potensi kepadatan di tengah terbatasnya area Muzdalifah.

Mabit di Muzdalifah dengan cara murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah. Jemaah saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina.

“Tahun ini kita akan terapkan skema murur untuk mabit di Muzdalifah. Kebijakan ini kita terapkan setelah menimbang kondisi spesifik terkait dengan potensi kepadatan di tengah terbatasnya area Muzdalifah,” terang Direktur Layanan Haji Luar Negeri, Subhan Cholid, di Mekah, Rabu, 5 Juni 2024.

“Skema murur ini menjadi ijtihad dan ikhtiar bersama dalam menjaga keselamatan jiwa jemaah haji Indonesia,” imbuhnya.

Dijelaskan Subhan, area yang diperuntukkan bagi jemaah haji Indonesia seluas 82.350 meter persegi. Pada 2023, area ini ditempati sekitar 183.000 jemaah haji Indonesia yang terbagi dalam 61 maktab. Sementara itu, ada sekitar 27.000 jemaah haji Indonesia (9 maktab) yang menempati area Mina Jadid, sehingga setiap jemaah saat itu hanya mendapatkan ruang atau tempat sekitar 0,45 meter persegi di Muzdalifah.

“Ini saja sudah sangat sempit dan padat,” ucapnya.

Tahun 2024, kata Subhan, Mina Jadid tidak lagi ditempati jemaah haji Indonesia. Dengan demikian, 213.320 jemaah dan 2.747 petugas haji akan menempati seluruh area Muzdalifah. Padahal, tahun ini juga ada pembangunan toilet yang mengambil tempat di Muzdalifah seluas 20.000 meter persegi. Akibatnya, ruang yang tersedia untuk setiap jemaah jika semuanya ditempatkan di Muzdalifah, yaitu 82.350 meter persegi dikurangi  20.000 meter persegi, sama dengan  62.350 meter persegi dibagi dengan 213.320 meter persegi. Hasilnya 0,29 meter persegi.

“Tempat atau space di Muzdalifah menjadi semakin sempit dan ini berpotensi kepadatan luar biasa yang jika dibiarkan akan dapat membahayakan jemaah. Sebab itulah kita akan menerapkan skema murur saat mabit di Muzdalifah,” ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat