kievskiy.org

Gencatan Senjata Berujung Kegagalan, Armenia dan Azerbaijan Saling Tuduh Lakukan Pelanggaran

Ilustrasi bendera Azerbaijan.
Ilustrasi bendera Azerbaijan. /Pixabay/Jorono

PIKIRAN RAKYAT - Tiga hari lalu, tepatnya pada 10 Oktober 2020, Armenia dan Azerbaijan sepakat melakukan gencatan senjata di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh.

Namun, kesepakatan gencatan senjata itu berujung kegagalan pada Selasa, 13 Oktober 2020 setelah kedua belah pihak saling tuduh melanggar perjanjian, seperti dikutip Pikiran-rakyat.com dari Reuters.

Pejabat etnis Armenia di Nagorno-Karabakh mengatakan total korban tewas militer mereka sebanyak 542 orang, naik 17 orang pada Senin 12 Oktober ketika Rusia menyerukan untuk menghormati kesepakatan gencatan senjata.

Baca Juga: Singgung Aksi Mogok Nasional, Prabowo: Mau Dibakar Mau Diduduki, Pengusaha Tinggalkan Saja Pabriknya

Sementara, pihak Azerbaijan mengatakan 42 warga sipilnya tewas dan 206 luka-luka sejak 27 September 2020, tetapi belum mengungkapkan berapa jumlah korban dari kalangan militer.

Nagorno-Karabakh secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi diperintah dan dihuni oleh etnis Armenia.

Gencatan senjata yang ditengahi Rusia pada Sabtu kemarin ditujukan untuk memungkinkan pasukan etnis Armenia dan Azerbaijan menukar tahanan dan jenazah mereka yang tewas dalam pertempuran paling mematikan di Nagorno-Karabakh dalam lebih dari 25 tahun.

Baca Juga: Finish ke-10 di ajang MotoGP Le Mans 2020, Maverick Vinales Tuding Rossi Jadi Biang Keroknya

Per Selasa 13 Oktober 2020 hari ini, gencatan senjata tampak semakin melemah ketika kementerian pertahanan Azerbaijan mengatakan pasukan Armenia menembaki wilayahnya di Goranboy, Terter dan Aghdam. Azerbaijan menyatakan tindakan inbi 'sangat melanggar gencatan senjata kemanusiaan'.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat