kievskiy.org

Seorang Perempuan Dibuat Buta karena Bekerja, Ayahnya Diduga Terlibat

Ilustrasi penusukan.
Ilustrasi penusukan. /Pixabay/Clker-Free-Vector-Images

PIKIRAN RAKYAT - Hal terakhir yang dilihat Khatera (33), adalah tiga pria dengan sepeda motor menyerangnya, tepat setelah dia menyelesaikan pekerjaannya di kantor polisi di Provinsi Ghazni, Afghanistan. Para pria itu menembaki dan menusuk matanya dengan pisau.

Ketika ia bangun di rumah sakit, semuanya gelap.

"Saya bertanya kepada dokter, mengapa saya tidak bisa melihat apa-apa? Mereka mengatakan kepada saya bahwa mata saya masih diperban karena luka. Tapi saat itu, saya tahu mata saya telah diambil," katanya.

Dia dan otoritas lokal menyalahkan militan Taliban yang melakukan serangan itu. Dia mengatakan, para penyerang bertindak atas petunjuk dari ayahnya, yang secara keras menentang dia bekerja di luar rumah. Taliban menyangkal terlibat dalam serangan itu.

Baca Juga: Soal Habib Rizieq, Wakil Ketua Komisi III DPR: Umat di Indonesia Sudah Rindu Sosok Pemersatu

Bagi Khatera, serangan itu tidak hanya menyebabkan penglihatannya hilang, tetapi juga kehilangan impian yang telah ia perjuangkan.

Mimpi itu adalah memiliki karier mandiri. Ia, beberapa bulan lalu bergabung dengan kepolisian Ghazni sebagai petugas di divisi kejahatan.

"Saya berharap saya pernah bertugas di kepolisian setidaknya setahun. Jika ini terjadi pada saya setelah itu, tidak akan terlalu menyakitkan. Ini terjadi terlalu cepat. Saya baru bekerja dan mewujudkan impian saya selama tiga bulan," katanya kepada Reuters seperti dikitip Antara.

Menurut para aktivis hak asasi manusia, serangan terhadap Khatera menunjukkan kecenderungan yang berkembang menyangkut reaksi yang intens dan sering kali berupa kekerasan yang menyasar perempuan bekerja terutama dalam bidang pelayanan publik. Dalam kasus Khatera, menjadi polisi bisa membuat geram Taliban.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat