PIKIRAN RAKYAT - Presiden AS Donald Trump pada Jumat, 20 November 2020 berusaha memanfaatkan kekuasaannya sebagai pemimpin untuk menggulingkan kemenangan Joe Biden dalam pemilu.
Namun, permohonan Trump kepada anggota parlemen Michigan untuk membatalkan keinginan konstituen tidak terpengaruh.
Dikutip Pikiran-rakyat.com dari AP News, Trump kemudian memanggil delegasi kepemimpinan Partai Republik negara bagian termasuk pemimpin mayoritas Senat dan ketua DPR. Ini dilakukan sebagai upaya untuk membujuk hakim dan pejabat pemilu agar menyisihkan margin kemenangan 154.000 suara Biden dan memberi Trump pemilih negara bagian.
Baca Juga: Di Akhir Masa Jabatan, Trump Tambahkan Lagi 4 Perusahaan Tiongkok ke Daftar Hitam
Tindakan Trump tersebut terjadi di tengah meningkatnya kritik bahwa upaya itu hanya sia-sia dalam menumbangkan hasil pemilu AS. Tindakan Trump juga dianggap dapat menyebabkan kerusakan panjang pada tradisi demokrasi.
Percobaan kudeta
Rick Hasen, seorang ahli hukum pemilu dan profesor menulis bahwa akan ada 'kerusuhan' di jalan-jalan jika upaya Trump dilakukan untuk mengesampingkan pemungutan suara di Michigan.
Dia menyebut upaya Trump tersebut sama dengan percobaan kudeta.
Baca Juga: Trump dan Sekutunya Ambil Langkah Panik Gulingkan Kemenangan Biden
"Kita harus khawatir karena ini sangat anti demokrasi dan mendelegitimasi kemenangan Joe Biden dalam pemilu yang bebas dan adil,” tulis Hasen di blognya.