kievskiy.org

Adu Bagong Digelar di Majalengka

PANITIA Adu bagong di Desa TarokolotKecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka sedang menggiring babi hutan dan anjing untuk dimasukan ke arena adu bagong, Minggu (24/1/2016).*
PANITIA Adu bagong di Desa TarokolotKecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka sedang menggiring babi hutan dan anjing untuk dimasukan ke arena adu bagong, Minggu (24/1/2016).*

MAJALENGKA,(PRLM).- Warga Blok Cisampih, Desa Tarikolot, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka menggelar adu bagong (mengadu ketangkasan anjing memangsa babi) Minggu (24/1/2016). Pagelaran tersebut ditonton ratusan warga dari berbagai daerah. Adu bagong yang diselenggarakan warga Tarokolot ini, panitia membuat arena berukuran sekitar 15 X 30 m yang terbuat dari anyaman bambu dengan ketinggian mencapai sekitar 5 meteran, di bagian tengahnya terdapat kubangan air ukuran sekitar 4 X 4 meteran untuk berendam babi hutan. Di bagian ujung arena ada sebuah tempat yang dipergunakan menyimpan dan melepas anjing dan babi hutan. Para penonton dan juri melihat dari bagian atas arena yang disediakan oleh pihak naitia. Cara beradu, babi hutan dilepas ke tengah arena, setelah itu anjingpun dilepas untuk memburu babi hutan tersebut. Satu anjing diberi waktu sekitar lima menit oleh pihak panitia untuk meburu babi, bila anjing telah berhasil menggigit ataupun sebaliknya tidak bisa mengigit babi, maka anjing segera di tangkap oleh pawangnya, kemudian diganti dengan anjing yang lain. Demikian juga ketika anjing mengalami luka segera diambil oleh pawang anjing yang terus menyaksikan diarena tersebut. Ketika adu ketangkasan antara anjing dan babi dilakukan, penonton yang berasal dari semua usia dan panitia ramai bersorak memberi semangat terhadap anjing sambil ikut bersuara mengonggong. Tidak nampak ada rasa ngeri, ataupun belas kasihan para penonton terhadap bagong dan anjing yang terus beradu, mereka justru menikmati adu bagong tersebut. Sementara diluar arena ramai oleh pedagang makanan seperti bakso, surabi, siomay, mie ayam dan sejumlah makanan ringan lainnya serta jajanan anak-anak, layaknya sebuah hiburan besar. Deni, Dadan dan Wira asal Garut mengaku ikut menonton setelah mengetahui dari tetangganya pemilik anjing yang ikut serta sebagai kontestan. Sedangkan Nana dan Taslim mengaku penasaran ingin melihat tontonan tersebut, yang kebetulan tontonnya tidak dikarcis seperti biasanya. “Dulu kalau ada adu bangong itu dipungut karcis sebesar Rp 1.000, sekarang malah gratis,” kata Taslim. Menurut keterangan Ketua Penyelenggara, Duki, adu bagong di wilayahnya adalah hiburan rakyat yang pada jaman dulu biasa dilakukan warga, karena minimnya hiburan. Belakangan adu bangong nyaris jarang dilakukan lagi karena berbagai alasan, setelah belasan tahun baru dilakukan kembali. “Kini kami mencoba kembali melaksanakan hiburan rakyat ini karena banyaknya penggemar dan pemilik anjing pemburu,” kata Duki. Pada kegiatan yang diselenggarakannya ada 4 babi hutan dan 70 anjing pemburu yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat seperti Sumedang, Bandung, Ciamis, Majalengka, Tasikmalaya dan Garut. Babi hutan yang dipergunakan beradu menurut Duki diperoleh dari hasil buruan di wilayah Sumedang, serta membeli dari pemburu di wilayah tersebut, karena disana masih cukup banyak babi hutan. Untuk mempersiapkan arena adu bagong tersebut dibutuhkan waktu lebih dari sebulan terutama mempersiapkan dinding bambu untuk membentengi babi dan anjing. Biaya untuk pembuatan arena adu bangong ini menurut Duki menghabiskan biaya hingga Rp 10.000.000. Kedepan dia berencana kegiatan adu bagong akan dilakukan secara rutin tiap bulan pada minggu ke empat, atau paling lambat bulan Agustus. Hanya kedepan anjing yang menjadi peserta pemburu akan dinilai untuk menentukan bagus tidaknya ketangkasan anjing tersebut. Sekaligus untuk menaikan daya tawar anjing itu sendiri.(Tati Purnawati-KC/A-89)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat