kievskiy.org

Warga 5 Kampung Eksodus Karena Kerap Diserang Babi Hutan

SUKABUMI, (PR).- Puluhan keluarga di beberapa kampung di Desa Negsarai, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Minggu 17 Juli 2016 ramai-ramai meninggalkan kampungnya. Mereka mengungsi seiring serangan babi hutan yang semakin meningkat. Eksodus warga yang tersebar di lima kedusunan itu telah berlangsung dalam dua pekan terakhir ini, saat warga mengetahui gerombolan babi hutan mulai memasuki permukiman warga. Mereka mengungsi ke sejumlah kerabat yang berada cukup jauh dari areal perbukitan. Kecemasan semakin meningkat seiring intensitas kedatangan gerombolan babi hutan mulai menampakan diri pada siang hari. Babi hutan telah merusak sejumlah lahan perkebunan milik warga di kampung Bauna, Baros I, Baros II, Waru-waru, Cipulus, dan Cijurey rusak dijarah hama. Tak hanya itu, babi hutan bahkan telah berani menyerang warga yang tengah bertani sehingga mengancam keselamatan jiwa mereka. "Babi hutan tidak hanya sudah mulai berani mendatangi rumah-rumah warga. Tapi telah merusak kebun-kebun milik warga yang berada di lereng perbukitan," kata Kepala Desa Neglasari, Asep Saepulloh, Minggu 17 Juli 2016. Asep mengatakan, kendati belum diketahui kerugian akibat serangan babi hutan, tapi sebagian besar tanaman palawija, sayur-sayuran dan padi rusak diamuk hewan liar itu. "Kami sama sekali tidak bisa panen. Tanaman yang siap panen tidak lagi bisa dimanfaatkan," katanya. Sebenarnya, kata Asep Saepulloh, warga telah berusaha menghalau serangan babi hutan. Pemburuan dengan menggunakan peralatan seadanya hanya berhasil beberapa saat. "Tapi seiring waktu serangan babi hutan malah semakin menjadi-jadi. Warga telah berulang kali menghalau, tapi upaya masih belum optimal,” katanya. Karena serangan babi hutan semakin merugikan, tak sedikit warga yang menjual lahan perkebunannya. Mereka bahkan menjual lahan pertaniannya dengan harga murah karena kesal hasil kebin tidak menguntungkan. Sebenarnya, aksi jual lahan kebun kepada warga telah berlangsung sejak 2015 lalu. Tapi, tren penjualan lahan pertanian di Desa Neglasari, kini mencapai puncaknya. Para pemilik lahan menjual lahannya dengan harga di bawah harga pasar agar cepat laku. Sebagian besar pembeli lahan pertanian di Desa Neglasari berasal dari luar Kecamatan Nyalindung.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat