kievskiy.org

Selama PJJ, Angka Kekerasan dan Eksploitasi Anak Meningkat di Garut

Ilustrasi kekerasan anak.
Ilustrasi kekerasan anak. /Pixabay/Counselling Pixabay/Counselling

PIKIRAN RAKYAT - Sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilaksanakan selama masa pandemi Covid-19 menimbulkan banyak dampak negatif. Bukan hanya hasil pembelajaran yang optimal, yang lebih memprihatinkan lagi terjadinya peningkatan angka kekerasan dan eksploitasi terhadap anak.

Terjadinya peningkatan angka kekerasan dan eksploitasi terhadap anak selama pemberlakukan PJJ, diungkapkan Sekretaris Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut, Rahmat Wibawa. Bentuk kekerasan yang terjadi terhadap anak pun jenisnya bermacam-macam.

"Selama pelaksanaan PJJ, kami memang banyak mendapatkan laporan terkait kekerasan terhadap anak. Jenis kekerasannya bermacam-macam ada yang bersifat verbal dan ada juga yang bersifat fisik," ujar Rahmat, Jumat 17 September 2021.

Yang lebih disayangkan lagi, tutur Rahmat, para pelaku kekerasan terhadap anak yang kebanyakan orang tuanya sendiri justru tak menyadari kalau apa yang telah dilakukannya itu merupakan kekerasan. Mereka pun tak sadar jika apa yang dilakukannya itu dapat memberikan dampak negatif bagi anak. 

Baca Juga: Spoiler Ikatan Cinta 18 September 2021: Al Lamunkan Masa Depan dengan Andin, Hak Asuh Reyna di Tangan Nino?

Menurut Rahmat, kekerasan yang menimpa anak-anak kebanyakan terjadi saat kegiatan pembelajaran jarak jauh berlangsung di rumah baik dengan sistem daring maupun luring. Sikap anak yang tidak fokus terhadap pelajaran karena biasanya dibimbing oleh guru tapi kini oleh orang tua, seringkali menimbulkan emosi orang tua sehingga tanpa sadar melakukan kekerasan baik verbal maupun fisik.

Disebutkannya, sikap orang tua yang memarahi anaknya sudah masuk pada kategori kekerasan verbal, Sedangkan kemarahan yang dilakukan dengan cara mencubit atau menjewer anak, sudah masuk pada kekerasan fisik yang sebenarnya tidak boleh terjadi.

"Bahkan sampai saat ini kami masih banyak mendapatkan laporan jika kekerasan terhadap anak masih saja berlangsung. Hal ini dikarenakan meskipun saat ini sudah mulai diberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM), tapi kan masih terbatas sehingga anak masih banyak belajar di rumah," katanya.

Baca Juga: Kabar Tak Sedap Soal Greysia Polii-Apriyani Rahayu Diungkap Pelatih Jelang Piala Sudirman

Diharapkan Rahmat, kekerasan terhadap anak selama PJJ tidak lagi terjadi. Hal tersebut menjadi perhatian pihaknya karena akan memberikan dampak psikologis secara tidak langsung terhadap anak.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat