kievskiy.org

Cuaca Buruk Mempersulit Pencarian Korban Gulungan Ombak Ujunggenteng

BATU besar teronggok di bibir Pantai Batu Nunggul, Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, Ujunggenteng, Kabupaten Sukabumi.*
BATU besar teronggok di bibir Pantai Batu Nunggul, Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, Ujunggenteng, Kabupaten Sukabumi.*

SUKABUMI, (PR).- Proses pencarian mahasiswa Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung yang hilang tenggelam di Pantai Batununggul, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Selasa, 27 Desember 2016 petang masih belum temukan keberadaannya. Tim pecarian mengalami kesulitan untuk menemukan keberadaan mahasiswa tersebut, karena dibayang-bayangi cuaca buruk.

Embusan angin barat memaksa tim pencarian dari Forum Komunikasi SAR Daerah (FKSD) Kabupaten Sukabumi menunda proses pencarian. Mereka hanya melakukan aktivitas pencarian hingga siang hari. Didukung personil tim SAR, Polairut Polres Sikabumi, TNI AL, dan sejumlah relawan lainnya, hanya melakukan pencarian disiang hari.

“Proses pencarian masih belum optimal. Kami dikejar waktu proses pencarian hanya dilakukan pada siang hari, karena terkendala cuaca yang tidak bersahabat,” kata Ketua Forum Komunikasi SAR Daerah (FKSD) Kabupaten Sukabumi, Okih Pajri.

Okih Pajri mengatakan pencarian Boby Irwanto (21) warga Jalan Panitra, No 3 RT02/09, Bandung, Adnab Amirullah (21) warga Jalan Sulaksana Baru, RT05/07, Desa Citarum, Bandung dan Rendar Akbar (21) warga Cibiru, Bandung di area konservasi penyu akan terus dilanjutkan hingga korban ditemukan. Apalagi para relawan dari Bandung sudah berdatangan ikut melakukan pencarian.

Para relawan dan keluarga korban, kata Okih Fajri, turut serta melakukan penyisiran jauh dari titik lokasi korban tenggelam. Mereka datang setelah memperoleh informasi korban tenggelam langsung ikut proses pencarian. Areal pencarian kini,   sudah dilakukan hingga 5 mil dari tempat kejadian musibah.  “Tapi kami belum mengetahui  ada tanda tanda keberadaan ketiga korban tersebut. Mudah-mudahan tidak lama lagi, kami bisa menemukan mahasiswa malang itu,” katanya.

Selain bantuan personil relawan, kata Okih Pajri, terdapat perahu yang digunakan untuk melakukan pencarian ketiga mahasiswa tersebut. Tim pencarian yang dibagi dua tim sisir dan pencarian dilaut lepas menggungakan perahu karet dan congkreng. Mereka bergerak dari beberapa arah berbeda dengan harapan korban yang tenggelam dapat ditemukan dipermukaan laut. “Kalau Basarnas menggunakan perahu karet. Kami hanya memakai perahu congkreng milik nelayan di sini. Sebab mereka yang tahu kondisi medan di tempat ini,” katanya.

Sekadar diketahui, ketiga korban yang merupakan mahasiswa Itenas Bandung itu bernama. Ketiganya tenggelam dan terbawa arus  pada Senin 26 Desember 2016 lalu saat berenang di area konservasi penyu. Mereka berenang bersama delapan belas mahasiswa lainnya “Ketiganya berenang di areal larang berenang. Selain arusnya cukup kencang, juga area konservasi penyu. Jadi, tidak semua orang bisa masuk ke tempat itu,” kata Okih Pajri.

Koordinator Wilayah Selatan, Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista),  Kabupaten Sukabumi, Dadang Hermawan mengatakan lokasi ketiga korban tenggelam berada di area konservasi penyu. Kawasan larangan renang sebenarnya sudah dipagar.

“Kawasan itu, dilarang dilintasi untuk umum. Hanya saja, banyak orang yang dengan sengaja merusak pembatas tersebut. Karena bukan wilayah area  berenang, maka tidak ada petugas melakukan pengamanan. Areal itu, khusus konservasi penyu,” katanya. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat