kievskiy.org

Batasi Penggunaan Gawai oleh Anak-anak untuk Cegah Persekusi

BUPATI Purwakarta Dedi Mulyadi saat menjadi pembicara di STIE Ekuitas Jalan P.H.H Mustopha Kota Bandung, Rabu 3 Mei 2017.*
BUPATI Purwakarta Dedi Mulyadi saat menjadi pembicara di STIE Ekuitas Jalan P.H.H Mustopha Kota Bandung, Rabu 3 Mei 2017.*

PURWAKARTA, (PR).- Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, menilai permasalahan fenomena persekusi bisa diatasi. Tentunya dengan beberapa tindakan pencegahan. Salah satunya bagi orang tua diharapkan untuk melakukan kontrol terhadap anak. Di antaranya tak terlalu membebaskan anak-anak yang masih di bawah umur untuk bermain jejaring media sosial. "Salah satu untuk menghindari korban persekusi bisa dengan orang tua melarang anak bebas di media sosial. Anak-anak dinilai belum matang dalam cara berpikir apalagi masuk ke ranah hal hal yang serius," kata Dedi kepada wartawan di kantornya, Senin 5 Juni 2017. Sarana medsos bagi anak di bawah umur bisa menjadi alat transaksi publik. Biasanya karena mental dan umurnya belum cukup dan masuk ke ranah serius bisa menjadi permasalahan besar bahkan sampai pidana. "Ini harus kita cegah dan perlu diawasi oleh orang-orang dewasa di sekitarnya," kata dia. Langkah tersebut merupakan pencegahan awal sebelum gejala adanya permasalahan persekusi. Apalagi jika telah mencuat ke publik dan menjadi permasalahan besar. Sehingga korban persekusi tak akan muncul kembali dan membuat kondisi lingkungan yang aman dan nyaman. "Sudah seharusnya masalah persekusi dicegah sejak dini waktu. Bahkan ketika mulai ada gejala atau bahkan sebelum ada gejalanya. Hukum dalam hal ini tak boleh memandang siapa yang bersalah. Karena semuanya di mata hukum berkedudukan sama," ujarnya. Sebelumnya Dedi Mulyadi pun mengaku pernah menjadi korban persekusi. Namun berlangsung sekitar tahun 2016 lalu. "Beruntung bisa diselesaikan dengan baik, namun bagaimana dengan adik-adik kita jika jadi korban," ucapnya. Oleh karenanya Dedi berharap, kontrol anak-anak juga tak hanya dilakukan di rumah. Tetapi guru di sekolah juga ikut mengontrol anak-anak mereka. "Di sekolah pun sarana medsos sering sekali digunakan, terutama saat jam pelajaran kosong," ucapnya. Namun tindakan persekusi marak terjadi di sejumlah wilayah di Jakarta. Yang terbaru korbannya merupakan seorang remaja berinisial M yang tinggal di Cipinang Muara, Jakarta Timur. Pelaku persekusi terhadap M telah diamankan dan saat ini telah berstatus tersangka.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat