TERMOTIVASI pesan sang ayah yang mengharuskannya melampaui capaian orang tua, Tri Adhianto Tjahyono benar-benar mewujudkan nasihat tersebut. Wejangan ayahnya itu mampu membawa Tri memiliki karier yang cemerlang.
Ayah Tri Adhianto Tjahyono merupakan pegawai negeri sipil dengan tingkat jabatan struktural terakhir eselon 4. Kepada anak-anaknya, ia selalu mendorong agar setiap pencapaian orang tua harus mampu dilampaui.
Hasilnya, keenam anaknya itu mampu meraih jenjang pendidikan tinggi, termasuk Tri Adhianto. Meski tidak mudah, Tri tetap berjuang menyelesaikan sekolahnya hingga mampu meraih gelar doktor.
Tri merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Ia lahir di Jakarta, 3 Januari 1970. Akibat penggusuran yang saat itu banyak dilakukan di Jakarta, Tri dan keluarga harus bergeser dan akhirnya menetap di Bekasi.
Sebagai satu-satunya anak lelaki dalam keluarga, Tri kerap diberikan tanggung jawab lebih besar. Misalnya di dalam pendidikan, Tri harus rela menunda masuk kuliah selama satu tahun, mengingat kondisi keuangan keluarga yang tidak mendukung. Apalagi saat itu kedua kakak Tri sedang kuliah di perguruan tinggi swasta.
Tahun berikutnya, Tri diterima di Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Tapi karena kondisi ekonomi, Tri lebih memilih masuk Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD). Lulus dari sekolah yang dulu masih bernama Pendidikan D3 Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya (DLLAJR) itu, Tri Adhianto Tjahyono mulai berkarier sebagai abdi negara.
Karier di pemerintahan
Tahun 1993, Tri ditempatkan di Direktorat Jenderal Perhubungan Darat di PT Kereta Api Indonesia. Setahun kemudian hingga tahun 2000, ia dipindahtugaskan menjadi pegawai negeri sipil di Lampung.
Pada 2000, Tri Adhianto Tjahyono kembali ke Bekasi. Setelah menempati beberapa pos jabatan, Tri kemudian diangkat menjadi Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air. Jabatan yang sama diembannya pada 2017, kali ini di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Bekasi.