kievskiy.org

Melihat Langsung Fosil Megalodon di Pajampangan Sukabumi, Tak Perlu ke Peru, Inggris, atau Amerika Serikat

Koleksi fosil ikan hiu purba atau megalodon dan hewan laut purba lainnya di Museum Megalodon Gunungsungging, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi.
Koleksi fosil ikan hiu purba atau megalodon dan hewan laut purba lainnya di Museum Megalodon Gunungsungging, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. /Pikiran Rakyat/Tommi Andryandy

PIKIRAN RAKYAT - Ratusan fosil gigi hiu purba atau megalodon, moluska, ambergris, hingga tulang paus, gigi paus, dan lumba-lumba purba terpajang di Museum Megalodon di Jalan Gunungsungging, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi.

Di bangunan seluas 6 x 8 meter itu, tersimpan segudang informasi seputar megalodon. Museum Megalodon pertama di Indonesia itu berdiri di samping Balai Desa Gunungsungging. Di luar negeri, museum seperti itu hanya ada di Peru, Inggris, dan Amerika.

Karena sangat jarang, Museum Megalodon Gunungsungging sempat menjadi perhatian dunia internasional.

Penjaga Museum Megalodon, Huda Epah mengatakan, sampai saat ini tercatat total ada 524 fosil.

Baca Juga: Teka-teki Fosil di Saguling dan Gua Pawon, Mencari Jawaban Area Jelajah Manusia Prasejarah Jawa Bagian Barat

Baca Juga: Berburu di Kebun, Seorang Anak Temukan Fosil Berusia Jutaan Tahun

Museum itu didirikan masyarakat lokal bekerja sama dengan Pemerintah Desa Gunungsungging sebagai pusat wisata dan edukasi.

Menurut Epah, keberadaan fosil-fosil hewan purba itu membuktikan bahwa pada masa Miosen (12-23 juta tahun lalu), kawasan Pajampangan Sukabumi merupakan lautan yang kaya akan keanekaragaman hayati. Warisan sejarah itu perlu dilestarikan untuk generasi masa kini maupun masa mendatang.

“Museum ini diresmikan pada 19 Februari 2021. Sebetulnya awal mula pembangunan Museum Megalodon ini karena banyak penambang di Goa Karanggitung dan Goa Gunungsungging yang menemukan fosil, kemudian ramai di media sosial. Sebelumnya fosil yang ditemukan penambang itu diperjualbelikan, ada juga yang dibuat jadi cenderamata. Namun, ada warga yang berinisiatif mengedukasi sehingga dibangunlah museum ini,” kata Epah, Selasa 22 November 2021.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Fosil Anak Hominid Purba Berusia 250.000 Tahun di Gua Afrika Selatan

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat