kievskiy.org

Bermodalkan Cari Ikan, Suami Istri dari Desa Biyawak Pergi Haji

TARSIM (56) dan Sarciah (53) asal Desa Biyawak, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, yang kesehariannya bekerja sebagai pencari ikan serta pengemudi traktor  tengah mengemas barang bawaan untuk berhaji.*/TATI PURNAWATI/KABAR CIREBON
TARSIM (56) dan Sarciah (53) asal Desa Biyawak, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, yang kesehariannya bekerja sebagai pencari ikan serta pengemudi traktor tengah mengemas barang bawaan untuk berhaji.*/TATI PURNAWATI/KABAR CIREBON

MAJALENGKA,(PR).- Selama 12 tahun menabung, pasangan suami istri Tarsim (56) dan Sarciah (53) asal Desa Biyawak, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, yang kesehariannya bekerja sebagai pencari ikan serta pengemudi traktor, akhirnya bisa mewujudkan ibadah haji.

Tarsim dan Sarciah mengatakan, keinginan keras untuk berhaji sudah ada sejak lima belas tahun sebelumnya. Sehingga di Tahun 2007 dia mulai menabung dengan celengan di rumah dari hasil mencari ikan di sungai dan belakangan menjadi operator traktor di saat musim tanam padi.

Dari penjualan ikan setiap harinya dia memperoleh uang sekitar Rp 40.000 hingga Rp 60.000, sebagian dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari, sisanya ditabung. Serta dari upah operator traktor saat musim tanam sebesar Rp 300.000-an. 

Setelah uang terkumpul keduanya langsung mendaftarkan diri untuk berhaji melalui sebuah bank yang ada di wilayahnya. Karena belum seluruh biaya terlunasi diapun terus mengumpulkan uang hasil usahanya menjual ikan dengan cara disetrum.

“Di wilayah kami berhaji menjadi cita-cita semua warga. Ada kebanggan bagi mereka yang bisa menunaikan ibadah haji. Makanya sekuat tenaga mengumpulkan uang agar bisa berangkat mengikuti jejak warga lain yang sudah berhaji,” kata Tarsim.

Bersyukur, menurutnya, tidak terlalu lama menunggu seperti halnya calon haji lain. 7 tahun setelah mendaftar dia dipanggil untuk berangkat berhaji bersama dengan calon haji lain asal Majalengka.

“Kami berdua bersyukur bisa lebih cepat mendapat panggilan ke Mekah, yang lain katanya hingga ada yang belasan tahun,” kata Sarciah.

Mereka akan berangkat pada 31 Juli mendatang melalui kelompok penerbangan 84. Kini dia terus mempersiapkan seluruh kebutuhan untuk keberangkatnnya berhaji. Mulai penyiapan pakaian dan kebutuhan lainnya.

Koper berulang kali dibuka dan ditutup karena dirasa masih ada yang belum lengkap. Sebagian pakaian serba baru demikian juga dengan bekal lainnya. Selamatan pun sudah digelar karena ada tradisi yang biasa dilakukan warga Biyawak. Juga tradisi yang telah dilakukan turun temurun sejak nenek moyang warga Biyawak seperti halnya menyimpan air minum di depan rumah yang pada malam hari diberikan lampu penerangan, serta payung. Air tak boleh kosong, galon akan terus diganti setiap air habis.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat