kievskiy.org

Hama Menyerang Tanaman Cabai, Produksi Menurun dan Harga Melonjak Naik

SEORANG petani di Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis, memeriksa tanaman cabainya, beberapa waktu lalu. Kemarau panjang memicu munculnya serangan hama penyakit seperti patek atau antraknosa serta layu daun hingga produksi anjlok.*/NURHANDOKO/PR
SEORANG petani di Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis, memeriksa tanaman cabainya, beberapa waktu lalu. Kemarau panjang memicu munculnya serangan hama penyakit seperti patek atau antraknosa serta layu daun hingga produksi anjlok.*/NURHANDOKO/PR

CIAMIS, (PR).- Di tengah melejitnya harga cabai, serangan hama pun mulai menyebar pada tanaman cabai di tatar galuh Ciamis. Kapasitas produksi menurun, harga cabai pun dikhawatirkan semakin melonjak naik.

Hama yang mulai menyerang adalah antraknosa atau patek serta layu daun. Hama mulai menyebar luas di Kecamatan Sukamantri yang merupakan sentra cabai di Ciamis. Akibatnya, kapasitas produksi salah satu komoditi pertanian andalan Ciamis itu anjlok hingga mendekati 50 persen.

Anjloknya produksi tentu memicu naiknya harga cabai di pasaran. Meski, kenaikan harga itu ternyata tidak dinikmati para petani karena jumlah produksi turun dan biaya operasional naik. Jika kondisi kemarau semakin panjang, produksi pun dikhawatirkan akan terus berkurang.

“Saat kemarau ini, tidak hanya terbatasannya pasokan air, akan tetapi secara bersamaan dengan meningkatnya serangan hama penyakit. Salah satu yang diwaspadai dan mulai menyerang adalah penyakit antraknosa atau patek,” tutur Itang, penyuluh pertanian di Kecamatan Sukamantri, Selasa, 13 Agustus 2019.

Secara kumulatif hingga hulan Agustus 2019, kata dia, panen cabai besar meliputi sekitar 85 hektare, sedangkan cabai rawit hanya 12 hektare. Masa panen dilakukan seminggu dua kali. Sekali panen, produksi yang terkumpul hanya berkisar 1 -2 ton, jauh di bawah kondisi normal yang bisa mencapai di atas 10 ton.

“Tiga kali periode harga sempat jatuh, sehingga petani tidak intensif melakukan perawatan, sehingga muncul serangan hama penyakit yang cukup signifikan. Lalat buah, antraknosa atau patek dan layu pusarium,” kata Itang.

Saat harga cabai mulai kembali naik,  lanjutnya, petani mulai kembali bergairah memelihara. Cabai Sukamantri, kata Itang, banyak dikirim ke wilayah Jabodetabek, melalui TTIC ( Toko Tani Indonesia Center) untuk kepentingan operasi pasar.

“Tiap minggu masih berjalan. Hal itu juga salah satu wujud kelembagaan petani di Sukamantri memberikan sumbangan terhadap pengendalian harga pasar,” katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat