kievskiy.org

Penolakan Terhadap Raja Kerajaan Sumedang Ramai di Facebook

KETUA Pengurus Yayasan Nazhir Wakaf Pangeran Sumedang, Rd. Luky Djohari Soemawilaga.*/TAUFIK ROCHMAN/KABAR PRIANGAN
KETUA Pengurus Yayasan Nazhir Wakaf Pangeran Sumedang, Rd. Luky Djohari Soemawilaga.*/TAUFIK ROCHMAN/KABAR PRIANGAN

SUMEDANG,(PR).- Pelantikan dan Penobatan KH. Raden Muhammad Yusuf. P. Kartakoesoema, sebagai Raja Adat Budaya Kerajaan Sumedang Larang penerus Pajajaran, sampai sekarang masih menuai pro dan kontra.

Hal itu terlihat dari banyaknya komentar di sebuah akun media sosial, yang menolak serta mendukung pengukuhan Kiayi dari Banten itu menjadi Raja Adat Budaya Kerajaan Sumedang.

Seperti diketahui, pada tanggal 25 Agustus 2019 lalu Rukun Wargi Sumedang (RWS) dan Yayasan Pangeran Sumedang (YPS) menggelar Rapat Khusus Musyawarah Istimewa (RKMI) Majelis Tinggi Kerajaan Sumedang Larang (MTKSL) di Gedung Negara.

Salah satu agenda pada RKMI tersebut, tiada lain melaksanakan Pelantikan dan Penobatan seorang Ratu atau Papayung Wargi Sumedang atau Raja Adat Budaya Kerajaan Sumedang Larang penerus Pajajaran.

Namun tidak lama setelah penobatan itu dilaksanakan, tiba-tiba isu pengukuhan Raja Sumedang ini justru malah ramai menjadi bahan perbincangan di media sosial.

Ramai di Facebook

Ada banyak pihak yang berkomentar menolak penobatan tersebut, dan ada juga yang mendukungnya.

Kondisi demikian dibenarkan Ketua Pengurus Yayasan Nazhir Wakaf Pangeran Sumedang, Rd. Luky Djohari Soemawilaga.

"Saya juga suka mantau di Facebook. Memang betul, banyak pihak yang menolak penobatan itu," kata Luky, di ruang kerjanya di kawasan Museum Prabu Geusan Ulun, Rabu 4 September 2019.

Menurut Luky, secara kelembagaan pihaknya tidak ikut terlibat dalam proses pengkuhan Raja Adat Budaya Sumedang Larang itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat