kievskiy.org

Pakar Ingatkan Lima ‘PR’ Besar Jawa Barat di Bidang Lingkungan

Foto udara banjir rob yang menggenangi rumah dan tambak warga di Desa Pantai Mekar, Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (6/12/2021). Banjir rob telah menggenangi wilayah tersebut selama empat hari akibat kenaikan permukaan air laut. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/wsj.
Foto udara banjir rob yang menggenangi rumah dan tambak warga di Desa Pantai Mekar, Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (6/12/2021). Banjir rob telah menggenangi wilayah tersebut selama empat hari akibat kenaikan permukaan air laut. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/wsj. /Fakhri Hermansyah ANTARA FOTO

PIKIRAN RAKYAT - Pegiat Dewan Pakar Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Taufan Suranto menyebutkan, sedikitnya ada lima persoalan krusial yang masih menjadi pekerjaan rumah bersama terkait kondisi lingkungan tatar Sunda. Lima isu tersebut yakni sumber daya air, pemulihan kawasan lindung, pencemaran, persampahan, dan pelanggaran tata ruang. 

Kelima persoalan tersebut memperbesar potensi terjadinya bencana hidrometeorologi. Penanganan jangka panjang sudah pasti harus dilakukan, namun penanganan jangka pendek pun tak kalah penting. Misalnya, memperkuat skema early warning system berbasis masyarakat. 

Sedangkan, potensi kejadian bencana alam murni di Jawa Barat juga tergolong tinggi, karena berada pada jalur gempa tektonik yang topografinya bergunung-gunung, serta memiliki aliran sungai yang umumnya bermuara di wilayah Pantura. Sehingga di beberapa daerah terjadi rawan banjir, longsor, gempa bumi, kekeringan, dan lain-lain. 

Isu sumber daya air masih tetap mengemuka terkait konservasi, karena hingga kini masih banyak daerah tangkapan air di Jawa Barat yang belum dipulihkan. Imbasnya, bencana banjir selalu terjadi ketika musim hujan, dan bencana kekeringan saat musim kemarau. 

Baca Juga: Siskaeee Rela Umbar Bagian Intim, 'Enggak Ngapa-ngapain' Penghasilannya Bisa Tembus Rp2 Miliar

"Secara umum, siklus air belum diperbaiki. Walau di satu sisi sudah dilakukan secara bertahap dengan kehadiran Satgas Citaru, tapi pada kenyataannya, kondisi di hulu DAS Citarum masih belum bisa dikatakan baik, dan ini berpotensi terhadap selalu terulangnya bencana hidrometeorologi," kata Taufan, Rabu 8 Desember 2021 malam. 

Selain itu, hingga kini masih ada kawasan-kawasan di Jawa Barat yang belum tersentuh program rehabilitasi. Meskipun Pemprov Jawa Barat sudah mengklaim disebarkannya 50 juta bibit dan dilakukannya pemulihan kawasan lindung, namun Taufan menilai hal itu belum sepenuhnya terjadi. Apalagi, banyak dari kawasan lindung di Jawa Barat yang dikelola oleh pemerintah pusat. 

Mengenai pencemaran, Taufan mengatakan bahwa berdasarkan data, kondisinya relatif membaik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi, tetap harus benar-benar dimonitor. 

Baca Juga: Ikatan Cinta 9 Desember 2021: Rencana Irvan Jebak Iqbal Berhasil, Andin Langsung Dilarikan ke Bidan

Hal itu disebabkan karena data muncul hanya pada saat dilakukan monitoring saja. Bisa jadi, kondisinya tidak berkelanjutan. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat