JAKARTA, (PR).- Setelah 6 pekan melakukan pengeboran relief well (sumur baru) di pantai utara Karawang, Pertamina memasuki tahap akhir penutupan YYA-1 yang merupakan sumber tumpahan minyak di kawasan itu.
Pertamia Hulu Energi juga akan melanjutkan kompensasi tumpahan minyak tersebut kepada warga terdampak di tiga wilayah lainnya yaitu Bekasi, Pulau Seribu, dan Banten.
Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Dharmawan Samsu mengtakan, fase penyumbatan atau penutupan sumur sumber tumpahan minyak merupakan tahapan penting.
"Secara teknis, kami optimistis bisa segera ditutup permanen sesuai target akhir September 2019," ujar dia dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat 20 September 2019.
![](https://static.pikiran-rakyat.com/public/medium/public/2019/09/X6qB2ZLt8zfPjed13lAFPGsh4dyuOZZ6QGUhXhcW.jpeg)
Dia mengatakan, upaya penanganan dampak sosial dan lingkungan terus dilakukan. "Kami menggunkan tiga prinsip yaitu segera, secepatnya, dan tanpa lelah," ujar dia.
Direktur Operasi dan Produksi Pertamina Hulu Energi Taufik Adityawarman mengatakan, pengeboran telah mencapai target kedalaman 2.730 meter pada 19 September 2019. Saat ini, penanganan tumpahan minyak telah mencapai tahap penutupan sumur.
"Ini adalah fase krusial. Kami tidak bisa memaksa pekerjaan untuk cepat-cepat karena tidak ingin mereka lengah atau ceroboh," ujarnya.
Taufik mengatakan, selanjutnya sumur tersebut tidak akan bisa digunakan lagi. "Kami sudah isolasi sumber semburan. Jadi, selanjutnya bisa fokus penanganan di darat," ujarnya.