kievskiy.org

Blusukan ke Majalengka, Wamen Budi Arie Setiadi Tanggapi Dugaan Adanya Desa Fiktif Terima Bantuan

WAKIL Menteri Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi saat berkunjung di ke Desa Cieurih, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Rabu, 6 November 2019.*/TATI PURNAWATI/KC
WAKIL Menteri Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi saat berkunjung di ke Desa Cieurih, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Rabu, 6 November 2019.*/TATI PURNAWATI/KC


MAJALENGKA, (PR).- Kementerian Desa Tertinggal dan Transmigrasi jawab dugaan adanya desa fiktif, seperti kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Seperti diberitakan Kantor Berita Antara, Sri Mulyani di depan anggota Komisi XI DPR, Jakarta, Senin 4 November 2019, mengungkapkan ada laporan banyak desa baru tak berpenduduk yang dibentuk. Tujuannya agar bisa mendapat kucuran dana desa secara rutin tiap tahun.

"Kami mendengar beberapa masukan karena adanya transfer ajeg dari APBN sehingga sekarang muncul desa-desa baru yang bahkan tidak ada penduduknya, hanya untuk bisa mendapatkan (dana desa)," ujar Sri Mulyani.

Keberadaan aliran uang dana desa yang rutin dikucurkan ini, menurut Sri Mulyani, membuat pihak-pihak tidak bertanggung jawab memanfaatkan momentum dengan membentuk desa baru.

Wakil Menteri Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi menyebut dugaan itu benar. Soalnya, banyak desa yang hanya dihuni masyarakatnya pada malam hari, karena pada siang hari masyarakatnya nyaris tidak pernah ada di rumah. Semua berkebun, dan baru pada sore hari mereka kembali ke rumah.

Akan tetapi ia berjanji, pihaknya berupaya mengevaluasi desa-desa tersebut agar tidak berbuntut pada kasus hukum seperti penggelapan dana bantuan.

Hal tersebut disampaikannya saat berkunjung di Kabupaten Majalengka, Rabu 6 November 2019. Ia endatangi sejumlah desa yang ada di Kabupaten Majalengka.

“Untuk penertiban administrasi desa tentu bukan kewenangan Kementrian PDTT, itu tugasnya di kementrian lain. Tapi kami bersama kementrian lain berupaya mengevaluasinya dan mengaudit,” ucapnya.

Ada 15 desa fiktif

Budi Arie Setiadi tidak menjelaskan secara rinci di mana saja desa fiktif yang menurutnya berjumlah 15 tersebut. Hanya dia menyebutkan, desa fiktif  tersebut sudah ada sejak Tahun 2015 lalu. Di Pulau Jawa hanya ada desa di Sidoarjo yang masyarakatnya eksodus karena  menjadi korban Lapindo, dan  mereka pindah tidak berkumpul dalam sebuah desa seperti sebelumnya. Desa itu menurut dia, tidak lagi menajdi penerima Dana Desa.

Sedangkan desa-desa yang masyarakatnya hanya ada pada malam hari itu adanya di wilayah Kalimantan serta Papua. Desa-desa ini tidak dinyatakan fiktif karena masyarakatnya tetap ada dan desa tetap dihuni.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat