SUMEDANG (PR)- Sejumlah warga OTD (orang terkena dampak) pembangunan Waduk Jatigede, bersedia beralih profesi dari petani menjadi nelayan. Asalkan, pemerintah membantu menyediakan perahunya.
Bantuan perahu tersebut, sangat diharapkan karena mereka tidak punya modal untuk membuat atau membeli perahu. Terlebih lagi biayanya cukup mahal hingga puluhan juta rupiah.
“Bukannya kami tidak ingin membuat perahu sendiri. Masalahnya modal dari mana? Apalagi biaya membuat perahu cukup mahal. Jangankan membuat perahu, untuk makan sehari-hari saja susah,” ujar Karja (61) warga Dusun Cisema, Desa Pakualam, Kec. Darmaraja, Minggu 1 Desember 2019.
Baca Juga: Tembus Headrace Tunnel, Konstruksi Proyek PLTA Jatigede Capai 70%
Menurut dia, menjadi nelayan, harapan satu-satunya penganti mata pencaharian yang hilang sebagai petani. Setelah sawah dan kebunnya terkena pembebasan lahan oleh pemerintah untuk pembangunan Waduk Jatigede.
Kini banyak warga OTD yang menganggur, termasuk dirinya. Padahal, dulu ketika masih menjadi petani, dirinya bisa menghidupi keluarganya dari lahan sawah seluas 400 bata (tumbak) dan kebun 200 bata. Bahkan dari pertanian padi dan kebun, bisa mendapatkan penghasilan lebih.
“Dulu saya tidak pernah merasakan membeli beras, bahkan hasil panen padinya cukup melimpah. Tapi sekarang setelah menjadi warga OTD, teralami membeli beras. Saya sekarang menganggur," katanya.
Baca Juga: Warga Terdampak Pembangunan Waduk Jatigede Minta Pemerintah Hibahkan Perumahan di Sakurjaya
"Mau menjadi petani lagi, tidak punya lahan. Mau menjadi nelayan, tidak ada perahunya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan pemerintah memberikan bantuan perahu. Kalau ada perahu, saya siap beralih profesi menjadi nelayan,” tutur Karja penuh harap.