BOGOR,(PR).- Sistem peringatan dini untuk bencana tanah longsor di Kota Bogor masih minim. Padahal, Kota Bogor dikelilingi ancaman longsor.
Demikian diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota BogorJuniarti Estiningsih, Kamis, 12 Desember 2019.
Berdasarkan data BPBD Kota Bogor sejak Januari-September 2019, tercatat telah terjadi 558 peristiwa.
Bencana tanah longsor menjadi yang paling sering dengan 155 peristiwa, disusul pohon tumbang 133 kali, rumah roboh 155 peritiwa, dan 62 peristiwa lainnya dari mulai evakuasi mayat, binatang, dan kecelakaan.
Baca Juga: 4000 Warga Kota Bogor Terpapar HIV-AIDS
Selain itu, ada 54 peristiwa kebakaran, 24 kali banjir, dan 13 tanah ambles.
“Hampir semua rawan longsor. Mungkin karena kultur tanahnya bergelombang, dan banyak dialiri sungai, mulai dari Ciliwung, Cisadane. Ada juga Sungai Cikaret, sementara longsor sekarang mulai menyasar permukiman padat penduduk terutama di kawasan bantaran,” kata Esti.
Menurut Esti, saat ini Kota Bogor hanya memiliki sistem peringatan dini rawan longsor di Kelurahan Bojongkerta, Kecamatan Bogor Selatan. Sistem peringatan dini tersebut merupakan bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional.
Sementara beberapa kawasan rawan banjir lintasan sudah memiliki sistem peringatan dini.