kievskiy.org

Kebanyakan Pemuda Lebih Pilih Kerja di Pabrik, Upah Buruh Tani di Indramayu Jadi Mahal karena Langka

BURUH Tani tengah menimbang hasil panen di wilayah Pecuk, Indramayu, Oktober 2019. Pada tanam serentak biasanya ketersediaan buruh tani berkurang.*
BURUH Tani tengah menimbang hasil panen di wilayah Pecuk, Indramayu, Oktober 2019. Pada tanam serentak biasanya ketersediaan buruh tani berkurang.* /GELAR GANDARASA/PR

PIKIRAN RAKYAT - Petani di Kabupaten Indramayu kebanyakan sudah memulai tanam di musim hujan. Hal itu menyebabkan ketersediaan buruh tani semakin menipis. Sulitnya mencari tenaga buruh tani mengakibatkan upah meningkat. 

Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang mengatakan bahwa sejumlah wilayah sudah melakukan tanam serentak di musim hujan. Berkaca pada pengalaman-pengalaman sebelumnya, kondisi ini membuat upah buruh tani meningkat. 

"Yang sebelumnya Rp 1,3 juta naik menjadi Rp 1,5 juta," ungkapnya, Minggu 22 Desember 2019. Sutatang mengatakan, upah tersebut dibayarkan setiap mereka menggarap satu hektare lahan sawah. Biasanya para buruh tani dibayar untuk menanam bibit padi. 

Baca Juga: Menteri Pertanian: Kita Impor, Berarti Bangsa Kita Lemah

Melonjaknya upah tak lain disebabkan karena terbatasnya warga yang berprofesi sebagai buruh tani. Terlebih kebanyakan dari mereka sudah berusia tua. "Mungkin kalau anak-anak sekarang jarang ada yang mau terjun ke sawah untuk menggarap. Mereka lebih memilih bekerja di pabrik atau tempat lain," ungkapnya. 

Kendati kekurangan buruh, proses tanam di lahan tetap mesti berjalan. Para pemilik lahan rela mengeluarkan uang lebih untuk memulai proses tanam. Sebab saat ini persediaan air dinilai sudah mencukupi untuk memulai tanam.

"Buruh tani jadi rebutan para pemilik lahan persawahan," ungkapnya. Tak jarang pemilik lahan pun harus mencari buruh tani hingga ke luar daerah. 

Baca Juga: Dibuatkan Jembatan dan Jalan Senilai Rp 4,6 M, Petani Senang

Sutatang menambahkan, KTNA terus mengajak generasi muda agar mau terjun menjadi petani. Menurutnya jika ditekuni secara serius pendapatan yang dihasilkan tak akan kalah dengan bekerja di pabrik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat