kievskiy.org

Penghasilan Petani Muda di Purwakarta Minimal Rp 7 Juta per Bulan

PARA petani muda di Purwakarta. Sedikitnya, dalam satu bulan mereka bisa meraup Rp 7 juta dari bertani.*
PARA petani muda di Purwakarta. Sedikitnya, dalam satu bulan mereka bisa meraup Rp 7 juta dari bertani.* /HILMI ABDUL HALIM/PR

GERAKAN pemuda bertani tengah menggeliat di Kabupaten Purwakarta seperti di Kecamatan Wanayasa, Kiarapedes dan sekitarnya. Mereka membuktikan bahwa petani mendapatkan penghasilan lebih baik ketimbang pekerja.

Dalam jangka waktu tiga tahun, seorang petani muda di Purwakarta bisa menghasilkan keuntungan minimal Rp 7 Juta per bulan. Salah seorang petani muda yang mengalami itu adalah Ananda Dwi Septian (24).

Boti, sapaan akrabnya, dulu memilih bekerja di bagian pengemasan salah satu pabrik yang ada di Purwakarta setelah lulus Sekolah Menengah Atas, 2013 silam. Upah yang diterima saat itu sesuai nilai Upah Minimum Kabupaten Purwakarta yang masih di bawah empat juta rupiah.

"Saya bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga tapi tidak bisa menabung," kata Boti saat ditemui di kegiatan Hajat Tani di Dapur Harapan Nusantara Kecamatan Wanayasa beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Dibuatkan Jembatan dan Jalan Senilai Rp 4,6 M, Petani Senang

Selain itu, bekerja di pabrik dirasa tidak membuatnya berkembang. Pemuda berbadan gempal itu pun akhirnya mengundurkan diri setelah bekerja selama sekitar satu setengah tahun lamanya.

Boti berharap mendapatkan pekerjaan yang lebih baik namun kenyataannya berbeda. Ia justru tidak kunjung bekerja selama dua tahun setelah itu. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, ia terpaksa membuka usaha isi ulang pulsa seluler.

Terakhir, ia mulai terdorong bertani setelah bergaul dengan Himpunan Pemuda Tani Purwakarta (Hidata). "Saya nabung sedikit demi sedikit dari usaha tersebut sampai akhirnya terkumpul Rp3,5 juta untuk modal bertani," kata Boti.

Keinginannya bertani memanfaatkan lahan seluas 5.000 meter persegi milik orang tuanya ternyata juga tidak mudah. Boti mengaku tidak direstui orang tuanya yang bukan berasal dari keluarga petani. Mereka menganggap penghasilan petani relatif rendah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat