kievskiy.org

Pendidikan di Depok Belum Merata, Sarana dan Prasarana yang Terbatas Jadi Penyebabnya

Muka kelas SDN Cipayung, Sukmajaya Kota Depok. Masalah yang melanda sekolah ini adalah kekurangan kelas, serta sarana dan prasarana lain.*
Muka kelas SDN Cipayung, Sukmajaya Kota Depok. Masalah yang melanda sekolah ini adalah kekurangan kelas, serta sarana dan prasarana lain.* /ROHMAN WIBOWO/PR

PIKIRAN RAKYAT - Perkembangan pendidikan di kota Depok belum merata di semua jenjang, seiring kenaikan presentase partisipasi anak yang tidak sekolah pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Menurut data Badan Pusat Statistik, presentase partisipasi anak yang tidak sekolah di kelompok umur 16-18 mengalami kenaikan sebesar 2,82 persen pada tahun 2019.  

Secara keseluruhan, presentase partisipasi anak yang lulus dari bangku SMA/SMK dan sederajat pun mengalami penurunan pada tahun yang sama. 

Baca Juga: Dua Pemda Bekasi Masih Bersitegang Soal Pemisahan Aset PDAM

Tahun 2018, anak yang berhasil menamatkan SMA/SMK dan sederajat mencapai 35,5 persen dari total presentase penduduk berumur 15 tahun ke atas berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan. 

Jumlah itu kemudian turun pada tahun 2019 menjadi 31,51 persen. Turunnya presentase partisipasi pendidikan tersebut diperparah dengan ketimpangan jumlah antara sekolah dan murid. 

Dengan jumlah pelajar SMK yang mencapai 39,150 siswa, ketersediaan sekolah di Depok hanya ada 128 sekolah. Jumlah itu lebih sedikit dibanding sekolah yang tersedia di Kabupaten Tasikmalaya, sebanyak 134 sekolah yang menampung 37,171 siswa. 

Baca Juga: Video Pertengkaran Sempat Viral, Alyssa Daguise dan Al Ghazali Resmi Balikan hingga Berencana Nikah Muda

Padahal, kelengkapan sarana dan prasarana menjadi salah satu cara menggenjot kualitas pendidikan guna melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas.  

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat