PIKIRAN RAKYAT - Kiprah pemimpin pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air (Peta), Supriyadi terus didengungkan Kepala Dinas Sejarah Angkatan Darat Brigjen TNI Eddy Syahputra Siahaan saat peringatan Hari Peristiwa Pemberontakan Peta Blitar di Museum Peta, Kota Bogor, Jumat 14 Februari 2020.
Komandan pleton Peta yang dikenal dengan nama Sondacoh Soeprijadi itu dinilai memiliki peran penting dalam sejarah berdirinya Tentara Nasional Indonesia.
Ketika ditugaskan membentuk batalyon di Jawa setelah lulus dari Bogor pada Desember 1943, dia memanfaatkan memontum untuk menyusun perlawanan kepada Jepang.
Pada 14 Februari 1945, Supriyadi dan beberapa temannya pun melakukan pemberontakan melawan Jepang di Blitar.
Eddy Syahputra Siahaan menyebut perlawanan Peta di Blitar adalah perlawanan senjata yang pertama kali dilakukan tentara Indonesia.
Baca Juga: Mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf Dijebloskan ke Lapas Sukamiskin Bandung
“Supriyadi kiprahnya begitu besar pada perlawanan Peta. Pada waktu itu, ada 25 tentara Jepang yang tewas dalam perlawanan. Peristiwa besar ini dapat jadi wahana pelestarian nilai juang,” kata Eddy Syahputra Siahaan dalam sambutannya.
Dari perlawanan Peta, Eddy Syahputra Siahaan menyebut Indonesia belajar banyak hal. Ada dua nilai yang sangat strategis dari perlawanan Peta di Blitar.
Pertama nilai taktis militer, dan nilai strategis politik yang tinggi.