PIKIRAN RAKYAT - Lonjakan kenaikan tarif gas alam yang mencapai 300 persen mulai awal tahun ini, mengundang protes bukan hanya dari warga Kota Cirebon namun juga kalangan legislatif.
Wakil rakyat Kota Cirebon mempertanyakan dasar lonjakan kenaikan tarif, di saat yang tidak tepat, saat semua beban hidup juga naik.
Baca Juga: Paparan Zat Radioaktif di Komplek Perumahan Warga Tangsel, 12 Orang Dipanggil Polisi
"Kami meneruskan aspirasi warga yang keberatan dengan beban kenaikan tarif gas alam yang melejit," kata Ketua Komisi II DPRD Kota Cirebon, Watid Sahriar Jumat 21 Februari 2020.
Dikatakannya, salah satu pertimbangan warga Kota Cirebon memilih menjadi pelanggan Perusahaan Gas Negara (PGN), adalah karena tarifnya jauh lebih murah ketimbang elpiji.
Baca Juga: Prediksi Formula 1 2020, Siapa tim yang Berpotensi dan Tidak dari Hasil Tes Pramusim di Barcelona
Dengan kenaikan tarif gas alam mencapai 300 persen, harga per meter3 setelah naik menjadi Rp 6.000.
Diakuinya, meski melonjak naik 300 persen namun harga gas alam masih lebih murah ketimbang elpiji, yang Rp 7.500 per kg.
Baca Juga: Temukan Merek Lokal Terbaik di Trademark Market 2020, Catat Tanggalnya