kievskiy.org

DBD Sudah Sebabkan Korban Jiwa, Crisis Center Tak Hanya Fokus Pencegahan Virus Corona

ILUSTRASI nyamuk penyebar DBD.*/DOK. PR
ILUSTRASI nyamuk penyebar DBD.*/DOK. PR

PIKIRAN RAKYAT - Tidak hanya virus Corona, Crisis Center yang mulai dioperasikan awal Maret ini, juga fokus ke penanganan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit ini turut diwaspadai karena telah merenggut dua korban nyawa.

Data di Dinas Kesehatan setempat, Selasa 10 Maret 2020, sejak Januari sampai Februari, DBD telah menjangkiti sedikitnya 173 orang. Jumlah itu terus bertambah karena data bulan Maret belum tercatat.

"Jumlahnya terus bertambah. Sudah dua penderita DBD yang meninggal dunia," tutur Kepala Dinkes setempat, Hj Eni Suhaeni.

Baca Juga: Terciduk Keluar dari Penjara dan Santai di Mall, Pablo Benua: Ibu Saya sedang Sakit

Dituturkan, DBD dan Dengue Shock Syndrome (DSS), juga diperhatikan intensif seluruh jajarannya. Tidak hanya pencegahan penyebaran virus Corona, puskesmas di setiap kecamatan sibuk mengkampanyekan kewaspadaan terhadap penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti itu.

"Ketika pemerintah menginstruksikan pembentukan Crisis Center untuk antisipasi wabah Covid-19 atau virus Corona, kita manfaatkan juga untuk kewaspadaan terhadap DBD dan DSS," tutur Eni.

Meski sama-sama ditangani Crisis Center, protokol penanganan untuk DBD dan DSS berbeda dengan virus Corona. Untuk DBD dan DSS, prosedur tetap telah dilakukan sebagaimana selama ini.

Baca Juga: Update Gempa Sukabumi, 173 Warga Kabandungan Mengungsi

"Intinya sama-sama intensitas kewaspadaan terhadap virus Corona, DBD maupun DSS. Hanya untuk virus Corona, kita harus menjaga kerahasian pasien dan tempat perawatan," ujar dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat