PIKIRAN RAKYAT - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, menginventarisir jumlah warga terpapar Demam Berdarah Dengue (DBD), yang mengalami lonjakan cukup signifikan.
Dari Januari lalu, warga yang mengalami gejala panas tinggi mencapai 82 orang. Kini diakhir Februari telah mencapai 107 orang. Bahkan satu dari tiga yang sebelumnya diduga DBD, meninggal dunia.
Baca Juga: Belum juga Puasa Ramadan, 835.000 Tiket Kereta Api untuk Lebaran Telah Terjual
Sementara dua warga lainnya, setelah dilakukan investigasi yang dilakukan petugas survailence dan pihak Puskemas, diyakini keduanya meninggal dunia akibat penyakit yang dideritanya.
"Memang ada peningkatan warga terpapar DBD hingga lebih dari seratus persen. Sebelumnya terkonfirmasi tiga orang meninggal akibat DBD, tapi setelah dilakukan investigasi, ternyata dua orang meninggal akibat penyakit penyerta yang dideritanya, "kata Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, Yudi Yustiawan. Selasa,10 Maret 2020.
Yudi Yustiawan didampingi Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Kota Sukabumi, Denna Yuliavina mengatakan, kenaikan jumlah penderita DBD memasuki musim penghujan. "Ketika musim kemarau, nyamuk tersebut bertelur, saat musim penghujan menetas dan tumbuh Dewasa hingga menggigit manusia," katanya.
Warga yang terjangkit demam berdarah, kata Yudi, berasal dari beberapa Kelurahan yang tersebar di tujuh Kecamatan. Untuk menimalisir jumlah warga terpapar DBD, telah berkoordinasi dengan pihak kecamatan, kelurahan hingga RT da RW melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Baca Juga: Tarif Ojek Online Naik di Jabodetabek, Grab dan Gojek Siap Mematuhi Kebijakan Kemenhub
Bahkan untuk pencegahan, kata Yudi, Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi tidak hanya mengeluarkan surat edaran terkait PSN. Tapi telah menginstruksikan seluruh jajaran puskesmas untuk siaga 24 jam dan sigap ketika mendapatkan laporan kasus demam berdarah.