kievskiy.org

Belum Terima Bantuan Dampak Covid-19 dari Pusat, Warga Miskin Menjerit

ILUSTRASI warga miskin di tengah wabah Covid-19.*
ILUSTRASI warga miskin di tengah wabah Covid-19.* /ADE BAYU INDRA/"PR"

PIKIRAN RAKYAT –  Sejumlah warga miskin di beberapa wilayah kecamatan,  Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, hingga kini belum menerima bantuan sembako senilai Rp 200.000 per KK (kepala keluarga) dari pemerintah pusat.

Bantuan tersebut, termasuk program jaring pengaman sosial guna membantu kesulitan ekonomi warga miskin imbah wabah pandemi COVID-19.

Kondisi itu, berbeda dengan informasi dari Pemkab Sumedang,  bahwa  bantuan sembako dari pemerintah pusat dalam program tersebut, sudah disalurkan kepada warga miskin se-Kab. Sumedang sekitar 78.000 KK.

Baca Juga: Teriakan Sales Mobil Saat Pandemi COVID-19 : Udah Jualan Susah, Masih Dikejar Target Lagi!

Bantuan sembako tersebut, sudah disalurkan sejak Jumat 3 April 2020 lalu. Bantuan  berupa sembako, antara lain beras dan telur senilai Rp 110.000 dan nutrisi Rp 90.000.  

“Belum. Sampai sekarang, kami belum menerima bantuan sembako dari Pak Jokowi (pemerintah pusat-red) yang nilainya  Rp 200.000,” kata salah seorang warga Desa Buanamekar, Kec. Cibugel, Amung Sunarya ketika dihubungi di Cibugel, Rabu, 8 April 2020.

Ia menuturkan, bantuan yang sudah diterima oleh warga kurang mampu di Desa Buanamekar, hanya bantuan PKH (Program Keluarga Harapan).

Baca Juga: Berikut 5 Kelemahan Headphone Nirkabel, Salah Satunya Baterai yang Lemah

Sekarang besaran bantuannya naik. Dari asalnmya Rp 150.000 naik menjadi Rp 200.000. Bantuan lainnya, yakni  BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) dari Kemensos.  Jenis bantuannya, berupa daging, telur dan  sayur-sayuran.

“Bantuannya cuma itu saja. Tidak ada lagi. Kalau pemerintah mau memberikan bantuan tambahan dari jaring pengaman sosial khusus untuk penanganan kesulitan ekonomi imbas wabah Corona, itu yang diharapkan.  Sebab, pengaruh wabah Corona ini, banyak masyarakat Cibugel yang mengeluh karena kondisi ekonominya terpuruk, termasuk ODP (orang dalam pemantauan) atau para pemudik. Kini mereka kehilangan pekerjaan dan penghasilannya, sehingga sangat membutuhkan bantuan,” ujar Amung.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat