kievskiy.org

Jenazah Tanpa Identitas Dimakamkan dengan SOP Covid-19 di Kabupaten Sumedang

Proses pemakaman jenazah tanpa identitas dengan SOP Covid-19 di Kabupaten Sumedang.*
Proses pemakaman jenazah tanpa identitas dengan SOP Covid-19 di Kabupaten Sumedang.* /ADANG JUKARDI/PR

PIKIRAN RAKYAT - Meski belum positif Covid-19, jenazah yang tidak diketahui identitas dan alamat lengkapnya, dipulasara dan dimakamkan pihak RSUD Kaupaten Sumedang dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sumedang, Minggu 3 Mei 2020 dini hari sekira pukul 3.00.

Jenazah tersebut dimakamkan di TPU (tempat pemakaman umum) Cigugur, Jalan Pangeran Sugih, Lingkungan Bebedahan, Kotakulon, Kecamatan Sumedang Selatan. Walaupun belum diketahui identitas termasuk keberadaan keluarganya, jenazah semasa hidupnya memiliki nama panggilan Agus Bulaloa.

“Demi kemanusiaan, tadi malam kami telah memulasara dan memakamkan jenazah yang tidak beridentitas. Sebelumnya, Agus sempat dilakukan rapid test dan hasilnya reaktif. Artinya, belum tentu positif corona. Akan tetapi, dipulasara dan dimakamkan sesuai protokol Covid-19. SOP (standar operasional prosedurnya)-nya harus seperti itu,” kata Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kab.Sumedang Herman Suryatman di Sumedang, Minggu 3 Mei 2020.

Baca Juga: Kembali Secara Bertahap dari COVID-19, Mercedes-Benz Jerman Mulai Berproduksi Kembali

Menurut dia, dengan dimakamkannya Agus dengan SOP dan protokol Covid-19, masyarakat tidak perlu cemas dan khawatir, apalagi sampai ketakutan. Selain almarhum belum tentu terpapar corona, semua tahapan dan ketentuan pemulasaraan maupun pemakamannya dilakukan tertib. Dengan begitu, aman bagi masyarakat sekitar.

“Takut itu wajar agar kita selalu waspada. Yang tidak boleh, ketakutan karena akan mengesampingkan logika. Kejadian ini di luar kehendak kita. Sebagai manusia beriman dan berakal budi, kita harus mengurus jenazah sebagaimana mestinya. Ini tugas kemanusiaan. Kemuliaan kita sebagai mahkluk sosial ditentukan oleh empati dan kepedulian kita kepada sesama," ucap Herman

Dari informasi dan laporan yang didapat, kata dia, almarhum sering ikut naik angkot jurusan Cicaheum–Cileunyi. Kejadiannya bermula, ketika Agus lemas langsung dibawa supir angkot ke Rumah Sakit AMC di Cileunyi. Namun, kedatangannya ditolak diduga karena di rumah sakit itu sedang melakukan pemeriksaan rapid test korban Covid-19. Kemudian, Agus diantar ke Puskesmas Jatinangor tapi meninggal dunia di perjalanan. Karena alamat dan keluarganya tidak ditemukan, akhirnya almarhum dibawa ke RSUD Sumedang.

Baca Juga: 5 Cara Sederhana Tinggalkan Rasa Malas dan Jadi Orang yang Lebih Aktif

“Untuk mengantisipasi yang hal tidak diinginkan, Puskesmas Jatinangor sudah melakukan rapid test kepada supir angkot yang membawa almarhum. Alhamdulillah, hasilnya negatif,” ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat