PIKIRAN RAKYAT - HARGA daging ayam broiler terus merangkak naik menembus kisaran Rp 47.000 hingga Rp. 49.000/kg. Kenaikan dalam sepekan dari sebelumnya kisaran Rp 38.000 hingga Rp 40.000/kg.
"Padahal lebaran sudah dua pekan berlalu, tapi harga daging ayam masih tinggi. Bahkan hanya dalam tiga hari, harga daging ayam sudah tiga kali berturut-turut alami kenaikan," kata pedagang Pasar Gudang, Tipar Gede, Dahlan.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Perindustrian (Diskopdagrin) Kota Sukabumi, Heri Sihombing mengatakan, untuk ketiga kali kurang dari sepekan harga daging ayam broiler kembali naik. "Lagi-lagi harga daging ayam merangkak naik hingga 35 persen," katanya.
Baca Juga: Kebumen Zero Positif Covid-19, Arif : Warga Tetap Waspada, Corona Masih Mengancam
Kenaikan harga daging ayam pasca dilakukan monitoring bahan pokok penting (Bapokting) dibeberapa Pasar tradisional di Kota Sukabumi. Kenaikan harga daging ayam disebabkan pasokannya berkurang, dikarenakan saat ini para pengusaha daging ayam tersebut baru memulai ternak.
"Para pedagang ayam mengeluhkan kenaikan, selain dipicu pasokanya kurang. Juga disebabkan harga pakannya mengalami kenaikan. Apalagi DOC (Day Old Chicken) sehingga menjadi beberapa penyebab kenaikan harga daging ayam," katanya.
Baca Juga: Dulu Bandung dan Bogor, Kini Garut Jadi Sasaran Peredaran Uang Palsu
Kendati ada beberapa komoditas alami lonjakan kenaikan, kata Heri, sejumlah bapokting lainnya, justru mengalami turun harga. Seperti harga cabai merah lokal sebasar Rp 22.000/kg, cabai rawit hijau dari sebelumnya Rp 20.000/Kg kini menjadi Rp18.000/kg.
"Sedangkan harga bawang bombay menjadi Rp 24. 000 dari semula Rp 28 ribu/kg. Sedangkan untuk beras, minyak goreng, terigu, telur dan bapokting lainya terpantau normal," katanya.
Untuk mengantisipasi lonjakan harga, kata Heri, tim pemantau harga dari Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Perindustrian (Diskopdagrin) Kota Sukabumi telah melakukan pemantauan.