kievskiy.org

Dulu Bandung dan Bogor, Kini Garut Jadi Sasaran Peredaran Uang Palsu

ILUSTRASI uang rupiah.*
ILUSTRASI uang rupiah.* /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Saat ini, Kabupaten Garut menjadi salah satu daerah di Jawa Barat yang menjadi sasaran tempat peredaran uang palsu selain Sukabumi. Para pembuat atau pengedar uang palsu menjadikan Garut sebagai tempat peredaran dikarenakan tingkat kesadaran warga Garut yang masih rendah dibanding daerah lainnya.

"Semula Bandung dan Bogor yang dijadikan sasaran peredaran uang palsu oleh pembuat dan pengedar uang palsu. Namun sekarang trennya sudah mereka geser ke wilayah Garut dan Sukabumi," kata Syafii, Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengolahan Uang Rupiah pada Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jabar.

Pergeseran tempat peredaran uang palsu dari Bandung dan Bogor ke Garut dan Sukabumi ini menurut Syafii dikarenakan kian meningkatnya kesadaran atau kepedulian warga di Bandung dan Bogor dalam mengecek keaslian uang melalui 3D (dilihat, diraba, diterawang). Sementara itu, di Garut dan Sukabumi, kepedulian warganya untuk melakukan pengecekan melalui 3D terbilang masih rendah.

Baca Juga: Jawa Barat Jadi Gudangnya Pesantren, Raperda Dapat Semakin Menguatkan

Dengan kata lain tutur Syafii, rendahnya tingkat kepedulian warga di suatu daerah untuk melakukan pengecekan keaslian uang melalui 3D sangat rawan terhadap peredaran uang palsu di daerah tersebut. Oleh karenanya, Syafii mengajak masyarakat untuk meningkatkan kepedulian untuk melakukan pengecekan keaslian uang melalui sistem 3D.

Dikatakanya, belum lama ini di Kabupaten Garut tepatnya di wilayah Kecamatan Cisompet, pihak kepolisian telah berhasil mengamankan sejumlah uang palsu. Sebelumnya, peredaran uang palsu di Garut juga terjadi di wilayah Kecamatan Cikajang.

"Setelah melihat barang bukti yang diamankan oleh Satreskrim Polres Garut, kami bisa pastikan jika itu memang uang palsu. Peredaran uang palsu di wilayah Garut memang patut diwaspadai karena saat ini Garut menjadi sasaran selain di Sukabumi," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Selasa 9 Juni 2020.

Baca Juga: Agar Ajeg, Pembahasan Revisi UU Pemilu Siap Dengar Banyak Pendapat

Safii menyampaikan, para pengedar uang palsu biasanya akan menjadikan warung-warung yang dijaga oleh orang tua sebagai sasaran. Hal ini dikarenakan, sikap orang tua yang cenderung kurang teliti untuk memastikan keaslian uang yang diterimanya dibandingkan para penjaga counter pulsa yang dijaga anak muda.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat