PIKIRAN RAKYAT - Geger kasus pemerkosaan santriwati oleh pimpinan pondok pesantren di Subang berinisial DAN (45 tahun).
Santriwati yang dikabarkan baru berusia 15 tahun itu menjadi sasaran pria bejad yang ingin memuaskan nafsunya selama satu tahun ke belakang.
Tak ada satu pun yang tahu tentang jerit ketakutan atau rasa gelisah yang dihadapi anak perempuan ini, hingga akhirnya sebuah benda mati jadi saksi.
Enam lembar kertas yang sengaja dia basahi dengan air mata dan curahan hati membuat sang ibu tahu bila anaknya sedang tak baik-baik saja.
Baca Juga: Nonton Langsung Malam Puncak HUT DKI Jakarta ke-495, Ada 20 Ribu Tiket Gratis
Melalui pesan tersurat, korban meminta maaf bila tubuh mungilnya tak lagi suci.
Surat-surat tersebut kemudian menjadi salah satu kekuatan bagi orangtua korban untuk membawa kasus ke meja hijau.
Kapolres Subang AKBP Sumarni mengonfirmasi adanya laporan orangtua santriwati yang bermula dari penemuan enam lembar kertas.
"Ibu korban ini menemukan surat enam lembar, salah satunya yang berisi permohonan maaf korban pada orang tuanya karena sudah tidak suci lagi," kata Kapolres Subang AKBP Sumarni.