kievskiy.org

Roundup: Cabai Barang Mahal, Petani Tarogong Tinggalkan Anak Istri untuk Ronda di Kebun, Polisi Gencar Patroli

Salah seorang petani di daerah Kampung Tegalega, Desa Langensari, Kecamatan Taroogng Kaler sedang merawat tanaman cabai yang ada di kebun miliknya agar tak sampai terserang hama. Ia juga kadang harus rela menginap di kebun dmi menjaga tanaman cabainya dari ancaman penjarahan atau pencurian.
Salah seorang petani di daerah Kampung Tegalega, Desa Langensari, Kecamatan Taroogng Kaler sedang merawat tanaman cabai yang ada di kebun miliknya agar tak sampai terserang hama. Ia juga kadang harus rela menginap di kebun dmi menjaga tanaman cabainya dari ancaman penjarahan atau pencurian. /Pikiran-Rakyat.com/Aep Hendy

PIKIRAN RAKYAT - Naiknya harga cabai di kawasan Tarogong Kaler, Garut, menjadikan kerawanan tersendiri di wilayah tersebut.

Para petani sampai melakukan ronda hingga tidur di kebun lantaran takut jika cabai-nya dicuri orang jahat.

Mereka tahu jika harga cabai sedang naik, sehingga tindak pencurian cabai kerap terjadi dan kerap menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.

Sejak sebulan terakhir, diakui petani jika harga cabai di Garut terus naik. Bahkan, harga cabai saat ini di petani sudah di kisaran Rp80 ribu per kilogram.

Baca Juga: Tanaman Herbal Diklaim Berpotensi Menjadi Obat Terapi Covid-19, Apa Saja?

Tingginya harga cabai, membuat petani rela meninggalkan istri dan anak demi menjaga ladang cabai agar tidak dicuri orang lain.

Harga cabai melambung

Petani cabai di Kampung Tegalega, Desa Langensari, Kecamatan Tarogong Kaler, Enjang (50), mengaku jika harga cabai dalam beberapa waktu terakhir melambung tinggi.

Atas naiknya harga cabai, Enjang mengaku sangat bersyukur lantaran saat panen akan mendapat keuntungan.

Baca Juga: Pemprov dan DPRD Jabar Sepakat Jadikan MUJ Sebagai BUMD Holding Bidang ESDM

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat