kievskiy.org

Ridwan Kamil Bentuk Tim Koordinasi Gangguan Ginjal Akut: Bukan Satgas, Tapi Menenangkan Warga

Ilustrasi anak penderita gangguan ginja akut
Ilustrasi anak penderita gangguan ginja akut /Pixabay/ sasint Pixabay/ sasint

PIKIRAN RAKYAT - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil segera membentuk tim koordinasi untuk melakukan komunikasi dengan masyarakat terkait fenomena gangguan ginjal akut di Jabar.

Tim koordinasi tersebut pun bertugas untuk memenangkan masyarakat terkait gangguan ginjal akut saat ini.

"(Bukan) Satgas, jadi definisinya adalah tim koordinasi bukan di SK (surat keputusan)kan, tapi tugaskan untuk mengkomunikasikan menenangkan warga bahwa negara hadir dalam menangani isu ini," ujar Ridwan Kamil pada wartawan di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin 24 Oktober 2022.

Tugas lainnya, kata Ridwan Kamil, tim koordinasi gangguan ginjal akut Jabar pun sedang cari jawaban hakikat ilmu gangguan ginjal akut tersebut seperti apa.

Baca Juga: Klarifikasi Ganjar Pranowo Soal Siap Maju Capres: Saya Sudah Dipanggil Tiga kali

"Seperti halnya Covid-19 dulu, kan itu fenomena baru kita tidak berkesimpulan. Seperti dulu pake masker buat yang sakit dan berubah untuk sehat. Dan hal itu sedang kami tunggu," ujar Ridwan Kamil.

Namun yang pasti melalui tim koordinasi tersebut, Ridwan Kamil memastikan negara hadir untuk menangani fenomena kesehatan tersebut dengan meneliti, mengkoordinasikan terutama mengawasi peredaran obat yang diduga sebagai salah satu sumber meski belum terkonfirmasi.

"Terakhir tim ini melakukan edukasi dan sosialisasi pada masyarakat," kata Ridwan.

"Saya ge punya anak namanya Arka yang jadi bagian usia rentan (gangguan ginjal akut) , gubernur juga atensi banget dan karena saya juga punya bayi (Arka) yang jadi objek isu yang kita teliti," ucapnya melanjutkan.

Dengan demikian, tambah dia, masyarakat jangan khawatir, masyarakat tunggu instruksi pemerintah karena pemerintah pun ingin menyelamatkan dan tentu ingin membawa aman untuk warga.

Sebelumnya Dinas Kesehatan Jawa Barat merilis hingga 23 Oktober 2022, jumlah kasus gangguan ginjal di Jabar mencapai 33 anak dengan 16 kasus di antaranya meninggal dunia.

Baca Juga: PDIP Beri Sanksi ke Ganjar Pranowo, Buntut Pernyataan Siap Maju Capres 2024

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jabar Ryan Bayusantika Ristandi menyebutkan, dari 25 kasus tersebut, 15 penderita di antaranya meninggal dunia.

"Data sementara yang kita catat ada 25 kasus di Jabar hingga 20 Oktober, dan 15 di antaranya meninggal dunia. Kita bekerja sama dengan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dan terus berkoordinasi dalam penanganan wabah ini," kata Ryan pada tim Humas Jabar, Jumat 21 Oktober 2022.

Menurut dia, koordinasi yang dilakukan dengan IDAI dan Dinkes Kabupaten/ Kota dilakukan terutama dalam hal melakukan kewaspadaan dini sesuai dengan prosedur standar.

"Ini untuk meningkatkan kewaspadaan sesuai standar, baik di Puskesmas, maupun rumah sakit agar penanganannya bisa cepat," ujarnya.

Pencegahan yang dilakukan, sejauh ini menurut Ryan, Dinkes Jabar meneruskan kebijakan dari Kementerian Kesehatan RI tentang penghentian sementara penggunaan obat cair atau sirup.

"Jadi kita kembali tegaskan ke seluruh pelayanan kesehatan tentang kebijakan itu, sambil menunggu penelitian yang sedang dilakukan Kemenkes. Intinya, semua obat cair atau sirup diganti dengan tablet yang kandungannya sama dengan obat cair," ucapnya.

Ryan menghimbau masyarakat agar waspada dalam kasus tersebut. Segera ke dokter atau layanan kesehatan jika anak di bawah usia lima tahun mengalami gejala yang mengindikasikan gagal ginjal akut.

"Bila ada gejala demam, sesak napas, penurunan kesadaran, bengkak, buang air kecil sedikit atau sama sekali tidak buang air kecil, segera bawa ke rumah sakit dan penuhi anjuran pemerintah," katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat