PIKIRAN RAKYAT - PENGGUNA kereta komuter (KRL) kembali meningkat pada penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pekan ketiga. Hal itu bisa terlihat dari antrean pengguna di Stasiun Bogor, Senin 22 Juni 2020.
Vice President Corporate Communication PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba mengatakan, hingga pukul 11.00, pengguna kereta komuter yang melakukan pindai kartu ke pintu stasiun mencapai sekitar 165.000. Dibandingkan pekan lalu, pengguna kereta komuter naik 8 persen. Di Stasiun Bogor misalnya. Hingga pukul 11.00 tercatat yang masuk ke stasiun sebanyak 12.896 pengguna. Angka tersebut bertambah 9 persen dibanding Senin pekan lalu.
“Memang ada antrean pengguna, namun masih dapat mengalir dan terlayani untuk bergerak ke peron dan kereta. Para pengguna jasa juga dengan tertib mengikuti arahan petugas untuk menjaga jarak dan berdiri di sesuai marka,” ujar Anne Purba.
Baca Juga: Perda Pesantren Tengah Digodok, Digitalisasi Data Jadi Salah Satu Amanah
Menurut Anne, peningkatan pengguna KRL ini sejalan dengan sudah mulai beraktivitasnya kembali sejumlah kegiatan, baik perkantoran maupun perniagaan seperti toko, mall, dan tempat pariwisata maupun hiburan. PT KCI berharap kerja sama dari pengguna untuk dapat merencanakan waktu perjalanannya.
“Kami minta kepada pengguna jasa untuk tetap menjaga protokol kesehatan, pakai masker, mencuci tangan di wastafel yang sudah disediakan, dan selalu jaga jarak dengan mematuhi marka yang ada. Dengan disiplin dan kerjasama yang baik, kita pasti bisa terus bergerak, disiplin, produktif, dan aman,” ucap Anne.
Baca Juga: Tuai Kritik Publik, Kemendikbud: Tak Ada Satu Sen pun Anggaran Negara Dalam Kerjasama dengan Netflix
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya yang memantau kondisi Stasiun Bogor menyebut, sif kerja yang diberlakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum berjalan dengan baik. Hal itu berimbas pada peningkatan jumlah penumpang kereta komuter dari Stasiun Bogor menuju Jakarta.
“Sistem sif kerja belum berjalan. Kalau sudah berjalan tidak mungkin seperti ini (lebih padat). Catatan kita akan kami sampaikan ke Provinsi DKI Jakarta dan Kemenhub,” ujar Bima.
Baca Juga: Seorang Nelayan Sungaibuntu Tewas Setelah Perahunya Pecah Dihantam Gelombang