kievskiy.org

Jalur Pejalan Kaki Sudah Rampung, Tapi Tidak Ramah Difabel

Ilustrasi pejalan kaki di trotoar ramah disabilitas.
Ilustrasi pejalan kaki di trotoar ramah disabilitas. /Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay

PIKIRAN RAKYAT - Pembangunan penataan kota berupa semipedestrian di Jalan HZ Mustofa, Kota Tasikmalaya, sudah rampung 100 persen.

Kini kawasan semipedestrian tersebut sudah banyak dikunjungi warga yang memanfaatkannya dengan berswafoto, baik pribadi maupun bersama keluarga dan kerabat.

Pemasangan ornamen berupa payung kuncup, lampu, dan kelom geulis ukuran besar di lokasi semipedestrian Jalan HZ Mustofa menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat Kota Tasikmalaya untuk berkunjung ke tempat tersebut.

Bahkan, masyarakat yang datang tidak hanya dari Kota Tasikmalaya, melainkan dari beberapa wilayah yang berdekatan dengan Kota Tasikmalaya seperti Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis.

Baca Juga: Kasus ASN Semarang yang Dibakar Dua Bulan Tak Ada Titik Terang, Keluarga Minta Tolong pada Jokowi

Tak heran jika kawasan yang baru dibangun pemerintah Kota Tasikmalaya dengan menghabiskan anggaran sekira Rp 9 miliar (Rp 5 miliar Jalan HZ, Rp 4 miliar Jalan Cihideung) tersebut setiap harinya menjadi destinasi wisata baru.

Di balik daya tarik kawasan semipedestrian tersebut, muncul sejumlah permasalahan. Salah satunya anggapan bahwa kawasan pedestrian yang dibuat di Jalan HZ dan Cihideng kurang berpihak terhadap keberadaan kaum difabel.

Hal itu terbukti dengan terhalangnya jalur difabel yang telah dibuat di lokasi tersebut oleh ornamen kelom ukuran besar di sejumlah titik sehingga akan sangat berbahaya bila masyarakat difabel melewati jalur tersebut.

Ketua Yayasan Tuna Netra Al-Hikmah Cintarasa Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Mamat Rahmat mengaku, sudah mendengar bahwa di Jalan HZ dan Jalan Cihideung kini dijadikan kawasan semipedestrian.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat