kievskiy.org

Angka Kematian DBD Tertinggi Skala Nasional, Kota Tasikmalaya Siaga Satu

ILUSTRASI  nyamuk yang menyebabkan penyakit DBD meningkat di Kota Tasikmalaya.
ILUSTRASI nyamuk yang menyebabkan penyakit DBD meningkat di Kota Tasikmalaya. PIXABAY/272447

PIKIRAN RAKYAT - ANGKA kasus kematian yang disebabkan serangan wabah demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya saat ini, merupakan angka kasus kematian tertinggi skala nasional. Termasuk, angka kasus DBD tertinggi di Jawa Barat.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, jumlah kasus kematian yang disebabkan wabah DBD, selama kurun waktu Januari hingga Juni 2020, mencapai 17 kasus. Sedangkan untuk angka kasusnya sendiri dalam kurun waktu yang sama mencapai 756 kasus.

Dengan kondisi tersebut, pemerintah Kota Tasikmalaya menetapkan  saat ini Kota Tasikmalaya sudah berstatus siaga satu Demam Berdarah Dengue (DBD).Hal itu disampaikan Walikota Tasikmalaya Budi Budiman usai memberikan pemaparan pada kegiatan penatalaksanaan kegawatdaruratan penyakit DBD untuk layanan kesehatan bertempat Grand Metro Hotel, Kamis 2 Juli 2020.

Baca Juga: Diklaim Sembuhkan Covid-19, Asap Cair Buatan Kelompok Pemuda di Cirebon Merupakan Warisan Leluhur

"Jumlah kasus DBD tahun ini yang telah mencapai 757 kasus dengan kematian sebanyak 17 orang, menetapkan Kota Tasikmalaya siaga satu atau masa kedaruratan DBD," ujar Budi.

Bahkan, lanjutnya, angka tersebut jauh meningkat dibanding Bulan Mei 2020 lalu yang angkanya sebanyak 672 kasus. Untuk itu, lanjut Budi, pihaknya meminta semua pihak bergerak secara masif melakukan penanggulangan DBD di Kota Tasikmalaya.

"Juli ini saya minta jangan lagi ada kasus kematian yang disebabkan DBD. Kasusnya juga  harus turun. Dengan cara melakukan  pencegahan DBD secara ekstra," katanya.

Baca Juga: BPKSDM Kabupaten Bandung Segera Rumuskan Sanksi Bagi ASN yang Tidak Netral dalam Tahapan Pilkada

Termasuk, lanjut Budi, Pemerintah KotaTasikmalaya akan menggratiskan setiap pelaksanana fooging (pengasapan), yang awalnya setiap satu rumah harus mengeluarkan Rp 10.000 sesuai regulasi yang mengaturnya. "Pengasapan ini adalah sebagai salah satu langkah mengantisipasi menjamurnya kasus DBD," ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Uus Supangat menuturkan, secara teknis penanggulangan DBD di Kota Tasikmalaya, pihaknya telah melakukan 3T, 3P, dan 3M. 3 T itu kata dia adalah Temukan kasusnya, Tes DBD yang difasilitasi pemerintah di puskesmas, dan Treatment DBD.

Baca Juga: Oded Turut Berduka, Mantan Pjs Wali Kota Bandung M Solihin Tinggalkan Kesan Mendalam

Sedangkan 3P, adalah Penyuluhan, Pencatatan pelaporan berjenjang, Pemberantasan. “Lalu yang terakhir adalah 3M, yaitu mengkampanyekan secara masif Menguras, Mengubur, dan Menutup barang bekas yang jadi genangan air, serta sumber lainnya yang bisa jadi sarang nyamuk Aedes Aegypti.

“Kita berharap di Bulan Juli ini sesuai permintaan pak Walikota, kasus DBD bisa diturunkan secara signifikan. Makanya penguatan ini harus kita lakukan secara maksimal,” kata Uu. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat