PIKIRAN RAKYAT - Transportasi publik belum aman dari ancaman penularan Covid-19. Berdasarkan hasil tes usap yang dilakukan Pemerintah Kota Bogor pekan lalu, dua penumpang kereta komuter di Stasiun Bogor terindikasi positif Covid-19.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, temuan tersebut membuktikan bahwa transportasi publik belumlah aman. Bima mengimbau kepada warga untuk tetap waspada karena stasiun masih berpotensi menjadi klaster penularan virus corona.
“Atas dasar itulah, pemerintah belum memungkinkan menambah kapasitas gerbong yang sekarang 45 persen,” ujar Bima Arya di sela pelaksanaan tes usap di Terminal Baranangsiang, Kota Bogor, Jumat 10 Juli 2020.
Baca Juga: Uu Ruzhanul Minta Warga Taati Protokol Kesehatan
Bima mengatakan, keputusan penundaan penambahan kapasitas gerbong telah disampaikan dalam rapat koordinisasi dengan menteri terkait. Solusi yang dilakukan terkait antisipasi penyebaran virus Covid-19 di stasiun adalah menambah jadwal kereta api.
Nantinya, kereta komuter berangkat lebih pagi. Selain itu, pemerintah juga akan menambah layanan bus sebanyak 150 bus. Nantinya, bus dari Stasiun Bogor akan bertolak menuju Stasiun Sudirman, Djuanda, Tanah Abang, dan Manggarai.
“75 dari kementerian, 75 dari DKI Jakarta, dan 10 bus akan berangkat dari pool bus DAMRI. Sisanya berangkat dari Stasiun bogor. Bus dari DAMRI nanti akan mengantar penumpang ke Sudirman dan Djuanda,” ucap Bima.
Baca Juga: Bella Hadid Ngamuk, Postingan Paspor Foto Ayahnya yang Berkebangsaan Palestina Dihapus Instagram
Penambahan armada bus bantuan dan jadwal kereta komuter itu diharapkan dapat mengurangi lonjakan penumpang di pagi hari. Nantinya, kapasitas bus juga akan ditambah hingga 70 persen. Sehingga dalam satu kali pemberangkatan, ada 6000 penumpang yang bisa diangkut.