kievskiy.org

Dua Remaja Asal Taiwan Latih Mantan Buruh Migran di Majalengka Buat Berbagai Kerajinan

Remaja asal Taiwan mengajarkan mantan buruh migran di Jatitujuh, Indramayu, beragam keterampilan.
Remaja asal Taiwan mengajarkan mantan buruh migran di Jatitujuh, Indramayu, beragam keterampilan. /Pikiran Rakyat/Tati Purnawati

PIKIRAN RAKYAT - Mantan buruh migran di Blok Kaputren, Desa Putridalem, Kecamatan Jatitujuh, Kabuaten Majalengka dilatih beragam keterampilan dengan memanfaatkan sumber daya alam. Mereka dilatih oleh dua remaja asal Taiwan, Yi Pei Lee dan Keting Chen, pada Minggu, 15 Januari 2023.

Para mantan pekerja migran yang pernah bekerja di Arab Saudi, Malaysia, Singapura, Taiwan, Korea, Jepang hingga sejumlah negara Eropa tersebut cukup antusias mengikuti pelatihan. Mereka tidak terkendala bahasa walaupun instuktur menggunakan bahasa Inggris, Guoyu atau Mandarin.

Salah satu yang mereka latih adalah memanaatkan tanah liat untuk dijadikan aneka barang berharga yang memiliki nilai seni dan ekonomi. “Masyarakat pada dasarnya telah mengetahui kalau tanah lempung bisa dijadikan untuk bahan keramik, bisa dijadikan piring, asbak, mangkuk, sendok dan sebagainya. Hanya mereka tidak mengetahui bagaimana mengolahnya agar bisa berkualitas,” sebut Yi Pei Lee.

Di sana, dia berupaya untuk membimbing masyarakat membuat kerajinan. Mereka mengajak masyarakat untuk membuat semen bata sebagai campurannya serta abu sekam.

Baca Juga: Iwan Bule Usul Setiap 1 Oktober Jadi Hari Tanpa Sepak Bola Demi Hormati Korban Tragedi Kanjuruhan

“Yang terpenting, mereka diajak dulu sebagai dasar pengetahuan mereka bagaimana mencampur semen bata dan tanah serta abu, karena kalau hanya tanah tidak akan kuat demikian juga jika hanya ci campur abu sekam,” sebutnya.

Selain itu, masyarakat juga diajari bagaimana mengolah air yang melimpah dari Sungai Cimanuk, supaya masyarakat harus terus memanfaatkan air bawah tanah. Yi Pei Lee dan Keting Chen mengajak masyarakat untuk bereksperimen melakukan menyaring air sungai menjadi air bersih dengan beragam cara.

Di antaranya adalah air keruh yang disaring menggunakan dedaunan kering, menggunakan bubuk arang, tanah lempung, kain bekas, bata merah, sampah bambu, sampah daun pisang hingga sabut dan bulu domba.

Caranya, air dimasukkan ke dalam ruas bambu yang telah berisi saringan dari arang, lempung, bata merah, dan yang lainnya. Air kemudian diendapkan selama beberapa menit setelah itu airnya keluar dari ruas bambu bagian bawah yang telah dilubangi. Mereka kemudian diminta untuk membandingkan mana air saringan yang paling jernih.

“Semua orang bisa mengolah air kotor arau air sungai menjadi bersih dengan teknolongi yang sangat sederhana. Tidak perlu alat canggih, karena bisa memanfaatkan sumber yang ada disekitar masyarakat itu sendiri,” sebut Keting Chen.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat