kievskiy.org

Dituduh Penculik, 5 Warga Garut jadi Korban Amuk Massa di Sumsel

Ilustrasi pemukulan dan amuk massa yang menimpa 5 warga Garut.
Ilustrasi pemukulan dan amuk massa yang menimpa 5 warga Garut. /Pixabay/Tonic-Pic Pixabay/Tonic-Pic

PIKIRAN RAKYAT - Publik Garut dikejutkan dengan beredarnya berita tentang nasib pilu yang dialami lima warga Garut di wilayah Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel). Mereka dikabarkan telah menjadi korban amuk massa karena dituduh sebagai penculik padahal mereka tengah berjualan jaket.

Dari informasi yang dihimpun, kelima warga Garut yang mengalami nasib pilu di Sumsel itu merupakan warga Kecamatan Sukawening dan Pangatikan. Mereka berada di wilayah Sumsel karena tengah menjalankan usaha berjualan jaket oscar.

Kelima warga Garut tersebut yakni Yusep Maulana (51), Dadang Wahyudin (49), Taufik Lubis (47), Asep Erwin (48), dan Lucky Wanda Rivana (30). Yusep, Dadang, Taufik, dan Asep diketahui merupakan warga Kecamatan Sukawening, sedangkan Lucky merupakan warga Desa Cihuni, Kecamatan Pangatikan.

Kepala Desa Cihuni, Firman Maulana, membenarkan adanya salah seorang warganya yang menjadi korban amuk massa di wilayah Provinsi Sumatra Selatan tepatnya di kawasan Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara). Dari informasi yang didapatkannya, peristiwa pilu yang menimpa warganya itu terjadi Senin 6 Februari 2023 lalu.

Baca Juga: Ada Operasi Keselamatan Lodaya 2023 di Garut, Polisi Minta Warga Patuh

"Saya mendapatkan informasi serta video ada lima warga Garut yang salah satunya warga kami yang menjadi korban amuk massa di wilayah Sumsel. Informasi itu saya terima dari sejumlah rekan saya," ujar Firman, Rabu 8 Februari 2023.

Disebutkannya, warganya yang bernama Lucky Wanda Rivana serta empat rekannya berada di wilayah Sumsel karena sedang berjualan jaket oscar. Namun ada seseorang yang menuduh mereka sebagai penculik sehingga warga pun beramai-ramai menghakimi mereka bahkan merusak mobil dan jaket dagangannya.

Begitu mendapat informasi tersebut, diakui Firman, dirinya tentu sangat kaget sekaligus prihatin dengan nasib pilu yang dialami warganya di perantauan. Ia pun langsung berkoordinasi dengan keluarga korban serta Babinsa dan Babinkamtibmas yang selanjutnya membawa permasalahan ini untuk dimusyawarahkan dengan unsur Forkopimcam.

Firman pun menyampaikan apresiasi dengan sikap Forkopimcam yang cepat tanggap dalam merespons permasalahan ini. Hingga saat ini, pihak keluarga, pemerintah desa, serta Forkopimcam Pangtikan masih menunggu kejelasan kapan Lucky dan rekan-rekannya bisa dipulangkan ke Garut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat