kievskiy.org

Epidemiolog UI Imbau Pemkot Bogor Awasi Pasien Positif Corona yang Jalani Karantina Mandiri

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim di Kebun Wisata Ilmiah Tanaman Obat, Balitro, Jalan Tentara Pelajar, Rabu 15 Juli 2020.*
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim di Kebun Wisata Ilmiah Tanaman Obat, Balitro, Jalan Tentara Pelajar, Rabu 15 Juli 2020.* /Iyud Walhadi Iyud Walhadi

PIKIRAN RAKYAT - Terkait pasien positif virus corona yang menjalani karantina mandiri di rumah, Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono menghimbau agar Pemerintah Kota Bogor dapat lebih mengawasi mereka. 

Tri menuturkan, jika warga yang melakukan karantina mandiri tidak diawasi, dikhawatirkan akan menjadi klaster penularan baru virus corona. 

Bahkan, ia mengaku merasa kaget karena berdasarkan data penyebaran Klaster di Kota Bogor pada 10 Maret hingga 3 Agustus 2020,  klaster luar Kota Bogor tertinggi jumlahnya dibandingkan klaster lain, yakni sebanyak 111 orang atau 36,88 persen.

Baca Juga: Jelang Pilkada Kabupaten Sukabumi, Isu Pemekaran Jadi Isu Menarik Kampanye Bakal Cabup dan Cawabup

Kepala Departemen Epidemiologi FKM UI ini menambahkan, selain mengawasi pasien yang dikarantina, pemerintah daerah juga harus menyampaikan pentingnya karantina di rumah dalam upaya memutus rantai penyebaran Covid-19.

Ia mengemukakan, jika Kota Bogor akan menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), seharusnya jumlah 86 orang yang dikarantina ini bisa diisolasi dengan baik, baik yang di rumah sakit maupun mandiri.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim yang juga Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kota Bogor menjelaskan, upaya yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor di masa pandemi Covid-19 ini tidak hanya sebatas penanganan di bidang kesehatan.

Baca Juga: Polisi: Motif Utama Pelaku Penghina Ahok Merasa Senasib dengan Veronica Tan, Jadi Single Parents

Sebagaimana diberitakan Isubogor.com sebelumnya dalam artikel "Epidemiolog UI Kaget Penyebaran Covid-19 di Kota Bogor Tertinggi dari Klaster Luar", namun juga termasuk jaring pengaman sosial dan pemulihan ekonomi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat