kievskiy.org

Penjualan di Media Sosial Belum Efektif, Produksi Simping Purwakarta Terhenti

Penjualan simping di Purwakarta terdampak pandemi.
Penjualan simping di Purwakarta terdampak pandemi. /Pikiran-rakyat.com/Hilmi Abdul Halim

PIKIRAN RAKYAT – Pandemi Covid-19 menurunkan tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Kondisi itu ikut merugikan penjual oleh-oleh khas daerah setempat seperti halnya kerupuk Simping.

Penurunan omzet penjualan Simping itu diakui salah seorang produsen di Jalan Ahmad Yani Purwakarta, Andri.

Baca Juga: KTM Memenangkan MotoGP Ceko 2020 Pertama Kalinya Semenjak Tiga Tahun Berlaga

"Penurunannya sangat terasa setelah pandemi Covid-19, tidak pernah sesepi seperti ini sebelumnya," katanya saat ditemui beberapa waktu lalu.

Para pedagang Simping maupun oleh-oleh khas Purwakarta lainnya sering kali tak mendapatkan pembeli. Menurut Andri, sebagian besar pembelinya ialah wisatawan yang berkunjung ke Purwakarta dan ingin membawa buah tangan untuk orang-orang di tempat asalnya.

"Dari mulai pagi hari sampai siang seperti ini belum ada yang beli satu pun," kata Andri mengeluh. Untuk mendapatkan pembeli, ia pun terpaksa menawar-tawarkan dagangannya kepada orang-orang yang kebetulan lewat di depan tokonya.

Baca Juga: Sempat Berbalas DM, Pemerkosa Ini Minta Maaf pada Korbannya, Gondes Akhirnya Ditangkap

Andri menyebutkan butuh waktu hingga tiga pekan untuk menjual 410 bungkus. Padahal, jumlah penjualan sebanyak itu sebelumnya bisa terjual habis dalam waktu satu pekan saja. Kondisinya lebih buruk saat pemerintah menetapkan pembatasan sosial berskala besar beberapa waktu lalu.

Bahkan, kondisi serupa juga terjadi saat lebaran Idul Fitri 1441 beberapa waktu lalu. "Kalau libur lebaran Idul Fitri biasanya paling sedikit habis 500 bungkus tapi pada hari pertama lebaran kemarin hanya lima bungkus Simping yang terjual dan hari keduanya tidak ada sama sekali," ujar Andri.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat